Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Taufiequrachman Ruki (kiri) bersama Kabareskrim Mabes Polri, Anang Iskandar (tengah) dan Anggota III BPK Eddy Mulyadi Soepardi (kanan) menjelaskan kasus korupsi yang sedang ditangani KPK pada Pelatihan Bersama Aparat Penegak Hukum 2015 di Sanur, Denpasar, Senin (19/10). Kegiatan selama lima hari itu melibatkan 180 peserta dari 5 institusi di Propinsi Bali dan NTB untuk mengatasi berbagai kendala dalam penanganan tindak pidana korupsi yang masih belum berjalan maksimal dan upaya pengembalian keuangan negara di kedua propinsi tersebut. FOTO ANTARA/Nyoman Budhiana/ama/15.

Jakarta, Aktual.com — Bareskrim Polri memastikan akan koordinasi dan bersinergi dengan Komisi Pemberantasan Korupsi, terkait dengan penanganan dugaan korupsi pengadaan 10 unit mobile crane di PT Pelindo II, Tanjung Priok, Jakarta Utara.

“Kita saling mengisi. Intinya sinergitas dan koordinasi,” kata Kepala Bareskrim Komjen Anang Iskandar di Lapangan Bhayangkara, Jakarta, Jumar (6/11).

Dia menjelaskan, saat menyambangi gedung KPK Kamis (5/11) kemarin, ada sejumlah hal yang dibicarakan terkait penanganan kasus dugaan korupsi Pelindo II. Diantaranya bagaimana koordinasi dan langkah-langkah penyidik Bareskrim Polri dan KPK dalam menyelesaikan perkara tersebut hingga tuntas.

Hanya saja, Anang enggan membeberkan lebih dalam perihal koordinasi yang dilakukan pihaknya dengan KPK. Namun, dia memastikan kasus dugaan korupsi mobile crane di Pelindo II terus diproses hingga masuk ke meja hijau.

“Kasus ini pasti kita bawa ke ranah pengadilan, tapi butuh waktu,” ujar dia.

Sebelumnya, pengadaan 10 unit mobile crane pada tahun 2012 dengan nilai berkisar Rp 45 miliar untuk keperluan operasional di pelabuhan cabang Pelindo dinilai janggal.

Penyidik Dit Tipideksus menemukan proses pengadaan mobile crane diduga menyalahi prosedur karena penunjukan langsung pemenang tender.

Pelindo juga diduga tidak menggunakan analisa kebutuhan barang hingga mengakibatkan 10 mobile crane yang diterima sejak 2013 mangkrak di Pelabuhan Tanjung Priok.

Selain memintai keterangan, penyidik juga mendatangi 8 pelabuhan yang seharusnya menerima mobile crane tersebut.

Hasilnya, penyidik menilai pengadaan mobile crane melibatkan Guangshi Narasi Century Equipment Co.Ltd dengan menggunakan anggaran Pelindo II tahun 2012 itu sebenarnya tidak mendesak.

Artikel ini ditulis oleh:

Wisnu