Jakarta, Aktual.com — Kalangan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) sangat menyayangkan adanya kucuran kredit dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk ke Grup Medco dijadikan dana untuk pembelian saham PT Newmont Nusa Tenggara (NNT).
Kebijakan Mandiri ini tentu saja salah kaprah, karena tidak sesuai dengan tujuan peminjamanan dari bank BUMN China, yaitu China Development Bank (CDB).
Seperti diketahui bank Mandiri mendapat kucuran utang USD1 miliar. Dana itu mestinya digunakan untuk pengembangan proyek infrastruktur.
“Betul sekali sejauh ini, dari data yang kami terima banyak dikucurkan ke bukan pengembangan infrastruktur,” tandas anggota Komisi XI DPR, Kardaya Warnika kepada Aktual.com, Kamis (14/4).
Menurut Kardaya, salah satunya yang dilakukan Mandiri dengan mengucuri kredit ke Grup Medco tidak sesuai dengan peruntukkannya itu.
“Mana infrastrukturnya kalau hanya dibuat beli saham PT Newmont,” cetus dia lagi.
Lebih jauh dia menegaskan, terjadinya penyimpangan ini memang dikarenakan faktor pengawasan dari Kementerian BUMN, terutama Menteri BUMN Rini Soemarno sangat lemah.
“Iya jelas, kenapa bisa hal seperti ini terjadi, karena antara lain pengawasan Menteri BUMN sangat lemah,” kecam politisi dari Fraksi Gerindra ini.
Untuk itu, sebagai komisi yang membidangi keuangan dan perbankan ini, pihaknya akan memanggil Bank Mandiri untuk mengklarifikasi hal tersebut.
“Nanti kami undang ke Komisi XI utk menjelaskan kenapa begini jadinya?” tandas Kardaya.
Ditanya kapan? “Secepatnya, pookoknya di masa sidang saat ini,” imbuh dia.
Sebelumnya, Kardaya Warnika memang sosok yang keras menyoroti pinjaman CDB ini. Menurutnya, ternyata banyak debitur yang menerima dana itu tidak murni bergerak di sektor infrastruktur seperti tujuan dari pinjaman ini.
“Saya lihat ada perusahaan yang bergerak di sektor pulp and paper. Ini kan bukan perusahaan infrastruktur. Apalagi pinjaman itu cepat diserap dan tetap tidak lazim,” tegas anggota Fraksi Gerindra saat itu.
Data yang dimiliki Aktual.com, pinjaman dari CDB senilai US$1 miliar buat Mandiri semestinya digunakan untuk modal pembangunan infrastruktur. Namun oleh bank BUMN itu ternyata disalurkan ke Grup Medco dengan total pinjaman senilai US$395 juta atau senilai Rp5,1 triliun.
Terdiri dari PT Medco E&P Tomori senilai US$50 juta, PT Medco Energy International Tbk sebesar US$245 juta dan PT Medco Energi Internasional US$100 juta.
Dua nama perusahaan terakhir ini memang mirip, tapi oleh Mandiri dibuat berbeda. Ini juga agak aneh. Nantinya, PT Medco Energy International Tbk ini yang akan mengakuisisi saham Newmont tersebut.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka