Jumlah liabilitas secara keseluruhan Rp. 565,073 triliun. meningkat dari 465,541,053 atau sebesar 20.38 % dibandingkan tahun sebelumnya atau mencapai Rp. 99,532 triliun lebih.

Utang PLN adalah beban yang besar bagi BUMN ini karena utang itu berbunga dalam jangka panjang. Sebagai contoh utang kepada PT Paiton Energy dan PT Jawa Power dikenakan bunga per tahun masingmasing sebesar 4,81% dan 18,45% dibayar dalam 360 kali angsuran bulanan sejak 1 Januari 2002 sampai dengan 1 Desember 2031.

Belum lagi utang bank jangka panjang Rp.152,965 triliun dan utang kepada bank jangka pendek Rp. 28,145 triliun. Utang obligasi dan sukuk ijarah Rp. 131,681 triliun dan jangka pendek Rp. 2,120 triliun.

Begitu besar kewajiban keuangan PLN, terutama sekali datang kewajiban membeli listrik swasta dan kewajiban utang bank dan obligasi. Sementara pembangkit pembangkit PLN tugasnya adalah standbay kalau pembangkit listrik swasta macet.

Jadi wajar PLN semakin sedikit uangnya, sementara swasta penjual listrik ke PLN sangat kaya raya. Akibatnya PLN hanya dapat membiayai operasi mereka dengan menambah utang dan utang lagi agar tetap ada uang untuk menjalankan tugas yang dibebankan pemerintah.

Secara keuangan Posisi PLN sesungguhnya berada di tepi jurang, kaki sebelahnya sudah ada di dalam jurang. Apalagi ditambah utang subsidi pemerintah dan utang kompensasi atas selisih biaya pokok tidak kunjung dibayar oleh pemerintah.

Artikel ini ditulis oleh: