Jakarta, Aktual.co — Peneliti dan pengamat ekonomi-energi Indonesia for Global Justice (IGJ) Salamuddin Daeng mengatakan bahwa setiap dua bulan sekali PLN menaikkan tarif dasar listrik. PLN beralasan kenaikan tersebut untuk mencapai harga keekonomian. Padahal yang terjadi adalah rakyat harus membayar listrik semakin mahal kepada PLN untuk menutup bunga dan cicilan utang luar negeri PLN yang semakin menggunung.
“Yang terjadi adalah rakyat harus membayar listrik semakin mahal kepada PLN untuk menutupi bunga dan cicilan utang luar negerinya yang semakin menggunung,” kata Salamuddin Daeng di Jakarta, Rabu (15/10).
Di sisi lain, sambungnya, peringkat utang PLN semakin mantap dan masuk dalam global 500 fortune bersama Pertamina. Hal ini semakin membuat perusahaan ini terbius memburu utang.
“Setiap tahun PLN sibuk memburu utang luar negeri. Sisi lain tidak ada perubahan significant dari pembangunan infrasruktur dan pelayanan listrik di dalam negeri,” ujarnya.
Dirinya menjelaskan, setiap tahun PLN mencetak utang, tercatat November 2009 perseroan menerbitkan global bond senilai USD1,25 miliar dan pada September 2011 perseroan menandatangani Program Surat Utang Global Jangka Menengah (GMTN) sebesar USD2 miliar.
“Oktober 2012, meningkatkan utang USD1 billion, Juni 2013 mengambil utang Rp10 trilliun regular bonds dan September 2014 kembali berencana berhutang USD2 billion,” jelasnya.
Lanjutnya, pada laporan keuangan PLN 2013, tercatat utang PLN telah mencapai Rp462,6 triliun atau setara dengan 77,6 Persen seluruh aset PLN.
“Ini membahayakan, mengingat dominasi kepemilikan asing dalam surat utang PLN. Hingga semester 1 2014 ini sebanyak 81,6 % utang PLN adalah dalam bentuk dolar Amerika Serikat,” tegasnya.
Akibatnya PLN terus menaikkan tarif listrik untuk mengeruk rupiah dari rakyat. Ke depan daya keruk uang rakyat akan semakin ditingkatkan seiring esakan pada pemerintah Jokowi untuk menaikan harga BBM yang tentu akan memicu tingginya ongkos produksi PLN.
“Namun semua sangat bergantung pada Jokowi. Mendukung kenaikan harga listrik gila gilaan agar PLN sanggup membayar utang. Karena jika bangkrut maka secara otomatis asing akan mengambil alih PLN sebagaimana cita-cita mereka sejak lama,” ungkapnya.
“Konsekuensinya Jokowi harus tega mengeruk rakyat demi membayar bunga dan cicilan utang PLN tanpa tahu sampai kapan utang utang itu dapat dilunasi,” tandasnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Editor: Eka