“Saya tidak sempat cek, mana yang cadangan, dan lain sebagainya. Jadi, anggap saja semuanya (liabilitas) benar-benar utang (berbunga),” ujarnya di Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa (4/12).

Mengacu pada laporan keuangan kuartal III 2017 Pertamina, yang termasuk dalam pos liabilitas yaitu liabilitas jangka panjang dengan porsi 65,6% dari total liabilitas atau sekitar Rp 243 triliun.

Sisanya 34,4% liabilitas jangka pendek atau sekitar Rp 127 triliun. Jadi, total liabilitas perusahaan hingga akhir kuartal 2017 sebesar Rp 371 triliun.

Dalam pos liabilitas jangka panjang, porsi terbesar yaitu utang obligasi yang porsinya nyaris separuh dari liabilitas jangka panjang, kemudian utang jangka panjang pemerintah dikurangi bagian lancar pemerintah, dan yang paling kecil, utang jangka panjang lain-lain.

Sementara pos liabilitas jangka pendek, ada pinjaman jangka pendek, utang usaha yang tidak berbunga, utang pemerintah (bagian lancar), utang pajak, serta utang lain-lain.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid