Jakarta, Aktual.com — Direktur Eksekutif Center for Budgeting Analysis (CBA), Uchok Sky Khadafi menyebutkan, kredit yang dikucurkan oleh PT Bank Mandiri (Persero) yang berasal dari dana utangan China Development Bank (CDB) untuk Medco Group dianggap tindakan yang salah kaprah.
Pasalnya, dana utangan sebesar US$1 miliar itu sejatinya diperuntukkan buat pembangunan infrastruktur bukan buat beli saham seperti yang dilakukan Medco Group. Medco sendiri akan mengakuisisi saham PT Newmont Nusa Tenggara (NNT) dengan menggunakan dana pinjaman tersebut.
“Ini tindakan yang salah kaprah dan keterlaluan. Selain pinjaman itu terlalu besar dan tidak masuk akal, juga digunakan untuk beli saham Newmont, ini ada apa?,” cetus Uchok kepada Aktual.com, Jumat (1/4).
Menurut dia, Mandiri seharusnya tahu kalau keputusan Medco itu sudah menyalahi tujuan peminjaman dana dari CDB itu, yang seharusnya untuk pengembangan infrastruktur.
“Ini sangat aneh. Apalagi duit itu malah dibuat beli saham Newmont di saat harga komoditas tambang juga sedang anjlok. Kalau terus rugi bagaimana? Jangan-jangan ini ada permainan,” sebut dia.
Dengan keputusan Mandiri yang seperti itu, dari perspektif perbankan, kata Uchok, Mandiri telah nersikap tidak hati-hati dalam mengucurkan kredit.
“Mandiri terlalu berani dan sangat berisiko. Sebab harga semua hasil pertambangan sedang turun dratis. Bisa jadi ke depan Bank Mandiri bisa rugi,” keluh dia.
Data yang dimiliki Aktual.com, pinjaman dari CDB senilai US$1 miliar semestinya buat modal pembangunan infrastruktur, ternyata oleh pihak Bank Mandiri disalurkan kepada Grup Medco yang mendapat pinjaman senilai US$395.000.000 atau senilai Rp5,1 triliun.
Terdiri dari PT Medco E&P Tomori senilai US$50 juta, PT Medco Energy International Tbk sebesar US$245 juta dan PT Medco Energi Internasional USD100 juta.
Terkait pendanaan akuisisi ini, dalam pemberitaan Bloomberg bahwa konsorsium yang dipimpin oleh Agus Projosasmito merupakan pihak yang mencari pendanaan USD3 miliar atau setara Rp41,7 triliun.
Dikabarkan konsorsium tersebut telah melakukan pendekatan dengan beberapa bank untuk mengambil alih kepemilikan saham Newmont Nusa Tenggara.
Agus Projosasmito adalah mantan investment banker yang memiliki pengalaman lebih dari 30 tahun di pasar modal Indonesia. Dirinya pernah duduk di jajaran manajemen Danareksa Sekuritas.
Selain Arifin Panigoro dari Medco, konsorsium tersebut juga melibatkan Kiki Barki dari PT Harum Energy Tbk (HRUM). Berdasarkan Informasi tersebut, di Medco sendiri ada Yu Tjin (Sudjono Timan), yang merupakan menantu Kiki Barki. Informasi yang disebutkan sumber, salah satu pemilik Newmont saat ini adalah Grup Bakrie.
Artikel ini ditulis oleh:
Arbie Marwan