Mekkah, Aktual.com – Vaksin booster atau penguat dinilai cukup memberikan perlindungan kepada jamaah haji Indonesia selama pelaksanaan ibadah haji di Tanah Suci.
“Insya Allah itu cukup melindungi, karena kami berdiskusi dengan beberapa nakes di sektor-sektor, itu relatif tidak banyak yang kedapatan sakit parah,” kata Direktur Jenderal Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah Kementerian Agama Hilman Latief di Mekkah, Selasa (19/7).
Setelah pelaksanaan puncak haji, biasanya ada jamaah yang batuk atau pilek yang bisa sembuh dengan obat. Dia bersyukur karena jamaah haji Indonesia sebagian besar masih cukup disiplin menggunakan masker.
“Ini syukur kita cukup disiplin, cukup ketat protokolnya sehingga tidak banyak dikhawatirkan,” tambah Hilman.
Vaksinasi penguat menjadi syarat bagi jamaah haji untuk ke Tanah Suci, ditambah lagi dengan penerapan protokol kesehatan.
Negara lain juga mengirimkan jamaahnya dengan protokol kesehatan yang sama. Terlebih lagi jamaah Indonesia jarang berkumpul langsung dengan komunitas lain di Saudi.
“Dan alhamdulillah, kalau kita lihat pola interaksi jamaah Indonesia, mereka sesuai dengan klasternya berjamaah, rombongan naik bus juga bus yang kita isi, di sana juga beribadah sesama kelompoknya, kemudian juga di hotel tidak berinteraksi dengan yang lain. Meski tidak kita desainkan bubble system, tapi seperti bubble system,” katanya.
Ia kembali mengingatkan bagi yang akan kembali ke Indonesia harus siapkan energi yang cukup, jangan terlalu kelelahan karena menjelang akhir diforsir banyak kegiatan.
Apalagi perjalanan pulang ke Tanah Air cukup memakan waktu yang panjang mulai dari hotel, menunggu di bandara sampai penerbangan yang rata-rata mencapai 9-12 jam yang tentunya cukup menyita energi.
Sebelumnya Kementerian Kesehatan RI mencatat sebanyak 14 haji yang telah kembali ke Indonesia dari Arab Saudi dilaporkan terkonfirmasi positif COVID-19.
Sebanyak 13 orang haji terpapar COVID-19 dilaporkan dari Debarkasi Surabaya, sedangkan satu lainnya dilaporkan dari Debarkasi Solo.
Gejala yang timbul dari infeksi SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 seluruhnya bersifat ringan, sehingga prosedur perawatan pasien sesuai protokol kesehatan yang kini berlaku adalah isolasi mandiri.
Artikel ini ditulis oleh:
Antara
As'ad Syamsul Abidin