Jakarta, Aktual.com — 74 tahun yang lalu, sebelum serangan Jepang ke ‘Pearl Harbor’, pesawat pengebom Negeri Sakura memilih lokasi strategis untuk menjatuhkan bom di pangkalan pesawat amfibi Angkatan Laut Amerika Serikat, di Kaneohe Bay, kawasan pulau Hawai, Oahu.
Puluhan armada perang pembom patroli jarak jauh AS yang berada di landasan atau ditambatkan di Teluk rusak parah hingga hancur akibat serangan tentara Negeri Matahari Terbit yang mendadak itu.
Hanya tiga pesawat “Flying Boats,” yang keluar menyergap serbuan Jepang selama serangan, menurut catatan sejarah Angkatan Laut AS.
“Tidak ada yang benar-benar tahu apa yang terjadi selama serangan tersebut,” kata Hans Van Tilburg, Arkeolog maritim untuk National Oceanic and Atmospheric Administration Office dari National Marine Sanctuaries, mengatakan kepada The Huffington Post.
“Kita tahu bahwa beberapa orang kehilangan nyawa mereka keluar dari Teluk pada hari itu, tapi kami bahkan tidak tahu berapa banyak pesawat yang berada di luar sana (di dalam air).”
Selama lebih dari tujuh dekade, pesawat yang mempunyai bentuk cekung itu terkubur di dalam air. Air keruh dari laut telah membuat hampir tidak mungkin ilmuwan atau peneliti memotret reruntuhan – hingga sekarang.
Namun demikian, tim arkeolog dan siswa penyelam dari lembaga kelautan NOAA Sanctuaries dan Universitas Kelautan Hawai melakukan penelitian arkeologi secara rinci terhadap kecelakaan pesawat ‘Pearl Harbour’ itu di bulan Juni 2015 lalu.
Pesawat tersebut berada di kedalaman 30 kaki di bawah air di area terlarang dekat Marine Corps Base Hawaii. Lokasi reruntuhan terpecah menjadi tiga potongan besar dan ada di dasar laut.
NOAA merilis serangkaian foto langka dan video dari kecelakaan serangan ‘Pearl Harbor’ pada Kamis. Dan, untuk pertama kalinya, fakta tersembunyi dari pesawat AS itu mulai terungkap.
“Gambar-gambar baru pada situs menceritakan kisah dari korban yang dilupakan dari serangan (Pearl Harbor) itu,” demikian kata Van Tilburg dalam siaran pers-nya.
Satu petunjuk misterius menunjukkan, bahwa kemungkinan ada pilot di kokpit mencoba untuk lepas landas dari air ketika pesawat itu menghantam laut.
“Posisi ‘throttle’ di kokpit pada kecelakaan ini menunjukkan bahwa salah satu mesin sedang dimulai dan menyala,” jelas Van Tilburg kepada laman HuffPost.
“Ini seperti menjadi apa yang akan Anda lakukan untuk mulai naik ‘taksi’ dan terbang jauh dari Teluk.”
Tapi, tidak ada cara untuk mengetahui secara pasti hanya berdasarkan reruntuhan saja, kata Van Tilburg menambahkan.
Salah satu kemungkinan, bisa saja seseorang mendorong ‘throttle’ dalam posisi itu setelah pesawat itu tenggelam.
Itu sebabnya NOAA berbagi rekaman bersama peneliti lainnya – dengan harapan bahwa seseorang mungkin dapat mengidentifikasi pesawat tersebut.
Bagi Anda yang penasaran dengan penemuan tentang pengungkapan fakta terbaru tentang kesaksian serangan Pearl Harbor yang terlupakan bisa melihatnya atau menontonnya di bawah ini (silahkan klik tautan atau link di bawah ini):
Video Eksklusif Kesaksian Serangan Pearl Harbor yang Terlupakan
Artikel ini ditulis oleh: