Khanh Hoa yang berlokasi sekitar 400 km sebelah utara Ho Chi Minh City juga populer dengan pengunjung asal Eropa pada abad 19 dan 20. Dalam beberapa tahun terakhir, pantai provinsi itu pun jadi favorit wisatawan asal Rusia mencari destinasi alternatif selain Timur Tengah.
Pada 2016, jumlah turis China di Khanh Hoa naik tiga kali lipat dari tahun sebelumnya, sehingga persoalan infrastruktur wisata jadi masalah serius. Nguyen Van Thanh, Wakil Ketua Asosiasi Pariwisata Nha Trang-Khanh Hoa, mengatakan rata-rata 100% hunian di hotel berbintang tiga hingga lima paling diminati turis China.
Trong Truong, seorang pemilik hostel, mengatakan bahwa pendapatannya sebagian besar disumbang oleh wisatawan mandiri yang tak dapat menemukan akomodasi hotel. Truong mengatakan ini tidak pernah terjadi sejak memulai usaha tujuh tahun lalu, dan pendapatan bulanannya sebagai pemandu wisata juga naik dua kali lipat.
Ada beberapa masalah terkait turis China, kata Truong, seperti kurangnya kemampuan berbahasa China para staf-nya juga soal pengalaman mereka menangani perilaku kurang sopan dari tamu. Vietnam sendiri memiliki sekitar 1.500 pemandu wisata yang mahir berbahasa China, namun kebanyakan bekerja di Hanoi, Ho Chi Minh City dan Danang.
Media setempat turut melaporkan sejumlah persoalan, seperti kian sesaknya jumlah pengunjung di tempat-tempat wisata serta agen perjalanan dan pemandu wisata yang bertindak tanpa otorisasi yang tepat, mengarah ke distorsi informasi sejarah dan budaya Vietnam. Selain itu, mata uang China juga telah digunakan secara ilegal di pasar lokal.
Artikel ini ditulis oleh:
Nelson Nafis
Wisnu