Langkat, Aktual.com – Seluas 29,2 hektare tanaman cabai di Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, diserang virus kuning, terparah di Kecamatan Pematang Jaya mencapai 9,5 hektare.
“Tanaman cabai diserang virus kuning kategori ringan, sedang, hingga berat,” kata Kordinator Pengamat Organisme Pengganggu Hama Tanaman Miswandi, di Stabat, Sabtu (12/3).
Miswandi mengatakan serangan OPT (organisme pengganggu tanaman) virus kuning terhadap tanaman cabai petani, dikatagorikan ringan seluas 11,8 hektare, kategori sedang sembilan hektare, dan berat 8,4 hektare, namun belum ada yang puso dan upaya penanggulangan juga sudah dilakukan di lapangan oleh petani maupun petugas pertanian.
Selain Kecamatan Pematang Jaya yang terluas serangan virus kuning ini juga terjadi terhadap tanaman cabai petani di Kecamatan Secanggang seluas 4,1 hektare, Stabat 3,5 hektare, Tanjungpura tiga hektare, Sei Bingei 2,8 hektare.
“Upaya penanggulangan yang dilakukan dilapangan dengan melakukan eradikasi selektif dan pengendalian vektor,” katanya.
Selain virus kuning, tanaman cabai juga diserang layu fusarium seluas 0,5 hektare di Kecamatan salapian, ini juga sekarang sedang dilakukan pengendaliannya oleh petani dengan penggunaan fungisida sesuai dengan anjuran.
Akibat serangan virus kuning maupun layu fusarium sementara ini banyak petani di Langkat tidak bisa panen mengakibatkan harga cabai mengalami lonjakan mencapai Rp48.000 per kilogram, selain itu pasokan dari Kabupaten Tanah Karo juga berkurang, karena petani disana belum juga panen.
Rahma salah seorang pedagang di pasar Stabat mengatakan harga cabai terus melonjak tinggi dari sebelumnya Rp32.000 per kilogram kini menjadi Rp48.000 per kilogram.
“Itu sudah terjadi sejak pertengahan Februari lalu karena pasokan cabai yang berkurang dari petani kepada para pedagang di pasar Stabat ini,” katanya.
Artikel ini ditulis oleh:
Antara