Jakarta, Aktual.com — Di Korea Selatan, virus Mers berdampak pada pertumbuhan ekonomi.
“Tingkat pertumbuhan ini lebih buruk dari yang diharapkan,” ujar Ketua Pemasaran Perusahaan, James Rooney, demikian dilansir BBCBusiness, Jumat (24/7).
Konsumsi domestik terus menurun dan jumlah wisatawan anjlok lebih dari 40 persen pada Juni 2015. Menurutnya, hal ini disebabkan adanya virus Middle East Respiratory Syndrome (Mers) yang mulai mewabah sejak Mei 2015.
“Kami harus menerima bahwa kuartal berikutnya juga akan berdampak negatif (pertumbuhan ekonomi),” kata Rooney menambahkan.
Selain itu, dia juga mengingatkan bahwa jumlah pengunjung asing mungkin belum pulih hingga liburan musim gugur tahun ini.
Sebelum mewabahnya virus tersebut, masyarakat Korea Selatan berjuang dengan melemahnya nilai mata uang Won.
“Dampak Mers benar-benar dirasakan pada bulan Juni, yang berarti hanya satu bulan kuartal ini yang memiliki pengaruh selanjutnya,” kata Rooney.
Kendati demikian, Rooney mengatakan tidak sepenuhnya virus Mers mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Korea Selatan.
“Jadi efek Mers tidak dapat sepenuhnya menjelaskan tingkat penurunan,” jelas dia.
Ekspor, sebagai penyumbang setengah dari perekonomian Korea Selatan juga menurun setiap bulannya selama tahun ini.
Kekuatan Won terhadap yen dan Euro yang melemah, membuat eksportir lebih sulit bersaing di pasar internasional.
Dibandingkan dengan triwulan yang sama pada tahun sebelumnya, ekonomi tumbuh 2,2 persen, di bawah target Bank Korea saat ini sebesar 2,8 persen.
Pada bulan Juli, bank sentral memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi 2015 untuk ketiga kalinya tahun ini, turun dari dari 3,1 persen. (Sumber: BBC Business)
Artikel ini ditulis oleh: