Sebab kata dia, ideologi sebagai tumpuan pegerakan mereka (pemikiran takfiriyah/pengkafiran) yang disebarkan oleh Aman Abdurahman sudah masif tersebar ke seluruh jaringan atau kelompoknya.

“Walaupun ISIS Indonesia miskin pemimpin yang mempunyai ‘skill’ lapangan dan keilmuan seperti Aman Abdurahman, tapi vonis mati pada Aman Abdurahman hemat saya tidak akan mempunyai pengaruh signifikan pada pelemahan jaringan terorisme di Indonesia,” tuturnya.

Meski begitu hal tersebut berdampak positif untuk jangka pendek karena pendukung ISIS Indonesia kehilangan figur yang mempunyai keilmuan dan kepemimpinan seperti Aman Abdurahman.

“Saya analogikan di kelompok al-Qaeda, misalkan, terbunuhnya Usamah bin Laden sama sekali tidak mempunyai pengaruh signifikan pada penghentian terorisme global yang didalangi oleh kelompok al-Qaedah karena ideologi al-Qaedah sudah tersebar ke berbagai penjuru dunia,” paparnya.

Ia menegaskan, vonis mati pada pemimpin kelompok teroris akan efektif menghentikan terorisme dilihat dari dua variabel yakni pertama, apabila pemimpin teroris tersebut mempunyai pengaruh kepemimpan atau karisma yang kuat di tengah pengikutnya.