Jakarta, aktual.com – Keputusan Perdana Menteri Prancis Francois Bayrou menggelar voting kepercayaan pada 8 September 2025 dinilai membawa risiko besar bagi perekonomian. Langkah mengejutkan itu memicu kembali kekhawatiran resesi di negara dengan ekonomi terbesar kedua zona euro tersebut.
Melansir Reuters, Kamis (28/8/2025), oposisi menyatakan siap menjatuhkan pemerintahan minoritas Bayrou lewat voting tersebut. Survei opini publik setelah pengumuman Bayrou menunjukkan mayoritas masyarakat Prancis kini menginginkan pemilu baru, mencerminkan meningkatnya ketidakpuasan publik sekaligus ancaman ketidakstabilan politik jangka panjang.
CEO Carrefour, Alexandre Bompard, mengingatkan ketidakpastian politik dapat memukul konsumsi rumah tangga yang sejauh ini menjadi penopang pertumbuhan. “Moral kami sangat bergantung pada berfungsinya negara. Semakin besar ketidakpastian, semakin tinggi risiko pukulan bagi ekonomi,” ujarnya dalam sebuah konferensi bisnis. Pada kuartal II/2025, ekonomi Prancis hanya tumbuh 0,3%, ditopang konsumsi.
Ketua Asosiasi Pengusaha Medef, Patrick Martin, juga menyuarakan kekecewaan. “Saya terkejut politisi tidak bisa mengatasi perbedaan mereka. Bermain-main dengan ekonomi membuat kita menghadapi risiko besar,” tegasnya.
Bayrou sebelumnya memutuskan voting kepercayaan untuk mengantisipasi mosi tidak percaya terkait rencana penghematan anggaran 2026 senilai 44 miliar euro. Kebijakan itu mencakup penghapusan dua hari libur nasional serta pembekuan belanja publik. Namun, keputusan tersebut justru memicu aksi jual di pasar obligasi Prancis.
Sementara itu, Presiden Emmanuel Macron sejauh ini menolak opsi pembubaran parlemen ataupun pemilu legislatif baru. Meski demikian, jajak pendapat dari Ifop, Elabe, hingga Harris Interactive menunjukkan mayoritas rakyat menghendaki pemilu baru. Bahkan, survei Elabe untuk BFM TV mengungkap 67% warga ingin Macron mundur bila Bayrou kalah dalam voting.
Protes besar diperkirakan berlangsung pada 10 September, dua hari setelah pemungutan suara, dengan dukungan partai kiri dan sejumlah serikat buruh.


















[…] bergantung pada disiplin pelaksanaan dan ketahanan pertumbuhan. Dalam konteks itu, mandat dari voting kepercayaan Bayrou menjadi modal awal untuk membangun koalisi isu demi […]