Dia mengatakan narasi kampanye yang dangkal justru mengalihkan perbincangan publik untuk tidak terlalu dalam masuk menyentuh persoalan yang lebih substantif.
Narasi kampanye negatif ini menurutnya, dilontarkan karena ada pihak-pihak yang merasa khawatir bisa berpotensi merugikan kepentingan politiknya jika perdebatan politik mengarah pada hal-hal yang lebih substansi.
“Sehingga rakyat digiring dengan isu murahan dan persoalan remeh-temeh, konsekuensinya publik teralihkan perhatiannya dari persoalan nyata yang sedang dihadapi rakyat dalam kesehariannya,” ujar dia.
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid