Dari kiri ke kanan, Moderator Frisca Clarisa, Tokoh Muda NU Zuhairi Misrawi, Direktur Voxpol Center Pangi Syarwi  Chaniago, Wasekjen DPP PPP Achmad Baidowi, Pakar Komunikasi Politik Emrus Sihombing dan Direktur LSIN Yasin Mohammad saat menjadi pembicara dalam Diskusi Dialektika di Kawasan Menteng, Jakarta, Minggu (11/2/18). Diskusi yang diselenggarakan oleh Lembaga Survei Independen Nusantara ini mengambil tema " Berebut Cawapres Jokowi : Peluang Koalisi Nasionalis-Santri". AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago menegaskan bahwa strategi politik semacam pilpres 2019 ini membuat publik tidak akan mendapatkan informasi yang cukup tentang kandidat, sehingga pada akhirnya alasan mereka menentukan pilihan hanya berdasarkan sentimen suka atau tidak suka, bukan berbasis visi dan gagasan yang jelas.

“Sangat tidak elok membuat kebisingan dengan memainkan sentimen publik, sementara pada saat yang sama kebisingan tersebut tidak memberi dampak apapun terhadap rakyat,” kata dia, Kamis (15/11).

Dia menekankan semestinya perilaku politik Jokowi dan Prabowo sebagai capres berpanduan pada moral dan naluri politik yang baik. Bukan politik saling sindir, menyudutkan dan membuat polemik setiap pernyataan politik lawan.

“Keluarkan dan susunlah diksi yang meneduhkan, menyematkan persatuan dan kesatuan bangsa dalam bertarung, jangan justru sebaliknya membuat gesekan, memantik polemik, blunder politik sehingga ujungnya menjadi ‘bunuh diri’ politik,” ujar dia.

Pangi mengingatkan pasangan capres-cawapres dan timnya memiliki beban moral untuk menjaga keutuhan bangsa dengan tidak mempertajam pembelahan dan konflik sosial.

“Sehingga sikap politik dari masing-masing kandidat dan timnya harus lebih arif dan bijak dalam membuat pernyataan politik,” kata Pangi.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid