Temanggung, aktual.com – Sebanyak 1.000 penari kuda lumping tampil dalam “Sedekah Turonggo Bumi Phala II” di Lapangan Gondangwinangun, Ngadirejo, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, Minggu (25/11).

Meskipun pementasan 1.000 penari tersebut dalam suasana hujan, mereka tetap tampil menarik dan ribuan penonton menyaksikan dari pinggir lapangan.

Ketua Sedekah Turonggo Bumi Phala II Yudha Sudarmaji menuturkan para penari kuda lumping tersebut dari 118 grup yang berasal dari seluruh pelosok Kabupaten Temanggung.

Menurut dia, formasi tarian tahun ini lebih bagus dari tahun lalu, gerakannya juga lebih menarik.

Kendala yang dihadapi dalam persiapan pentas ini, kata dia, yakni kesulitan pada konsolidasi penari karena jaraknya jauh dan harus berkumpul di satu titik di Lapangan Gondangwinangun dan latihan dilakukan beberapa kali.

Ia mengatakan kegiatan ini bertujuan untuk mengembalikan jaran kepang atau kuda lumping Temanggung yang asli, ibaratnya kini menggali kuburan jaran kepang yang sudah lama terpendam.

“Kami ingin mengembalikan identitas kuda lumping Temanggung pada tahun 1970-an, sekarang ragam gerak kolaborasi kuda lumping di Temanggung ini sudah beragam, sebenarnya kita punya yang asli Temanggung seperti yang ditampilkan kali ini,” katanya.

Koordinator Pertunjukan Sedekah Turonggo Bumi Phala II Suroyo mengatakan pelaksanaan tarian 1.000 turonggo tahun ini untuk menjalin kekeluargaan antarpaguyuban dan antarpemain yang begitu banyak di Temanggung.

“Di Temanggung ini ada ribuan paguyuban kesenian kuda lumping. Kegiatan ini untuk mengembalikan pakem tarian jaran kepang di Temanggung yang selama ini sudah dimasuki oleh ide-ide baru, meskipun tidak melanggar tata seni, namun sudah sedikit banyak meninggalkan pakem kuda lumping yang ada di Temanggung,” katanya.

Selain itu, katanya formasi 1.000 penari kuda lumping ini untuk menunjukkan 1.000 penari kuda lumping komunitas hokya di Temanggung dan tarian kuda lumping di Temanggung itu mewujudkan tentang budi pekerti para pelaku seni di Temanggung dan ekspresi semangat dari teman-teman seniman di Temanggung.

 

 

Antara

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Novrizal Sikumbang