Jakarta, Aktual.com – Anggota Komisi VII DPR Harry Purnomo meminta PT Pertamina belajar ke Turki dalam hal pembangunan kilang, yang lebih efisien sekitar USD 5 miliar dengan kapasitas produksi 200.000 barel per day (BOPD).
Angka ini dinilai sangat menarik dibandingkan dengan apa yang penah dipaparkan oleh Pertamina yang biayanya mencapai USD 10 Miliar.
“Coba pergi ke Turki, dia sedang membangun kilang di Izmir 200.000 barel per day hanya USD miliar. Tetapi waktu direksi (Pertamina) dulu paparan, kalau nggak salah USD 10 miliar. Begitu mahal, jadi tanda tanya besar. Cobalah kirim kesana,” kata Harry di Jakarta ditulis Rabu (6/9).
Selama ini lanjut Harry, dia melihat dalam hal pembangunan kilang tidak ada progres yang berarti, sehingga diapun meragukan keseriusan Pertamina untuk merealisasikan Grass Root Refinery (GRR) pembangunan kilang baru maupun Refinery Development Master Plan (RDMP) alias modifikasi kilang.
“Problem Pertamina tidak semata-mata problem korporasi, juga bukan diwilayah bisnis hulu, tetapi masalah yang krusial yaitu di hilir. Karena apa? hal ini langsung menyangkut kepentingan negara dalam persoalan ketahanan energi. Apalagi celakanya kita dominan tergantung impor baik crude, BBM bahkan LNG,” kata dia.
Artikel ini ditulis oleh:
Dadangsah Dapunta
Wisnu