Jakarta, Aktual.com – Terus bergulirnya wacana reshuffle (bongkar pasang) kabinet sejak akhir 2015 lalu dianggap merupakan cara Presiden Joko Widodo menunjukkan masih punya kekuasaan.
Disampaikan Direktur Populi Center, Usep S. Achyar, wacana reshuffle semacam ‘warning’ saja bagi berbagai pihak, bukan untuk menakut-nakuti. Peringatan bahwa dirinya yang punya kuasa.
“Seorang pemimpin memerlukan itu. Bahwa kekuasaan saya masih ada,” ucap Usep kepada Aktual.com, usai diskusi ‘Reshuffle dan Tata Kelola Kabinet Kerja’ di Tanah Abang, Jakarta Pusat, Kamis (28/4).
Peringatan itu, ujar dia, juga ditujukan Jokowi kepada partai pendukungnya, PDI-P dan NasDem. Untuk menunjukkan bahwa pengambilan keputusannya tidak selalu terpengaruh opini publik atau partai-partai yang dari awal mendukungnya. “Dalam hal ini Mega (Ketum PDI-P Megawati Soekarno Putri dan Surya Paloh (Ketum NasDem). Saya (Jokowi) juga bisa menentukan loh,” ujar Usep.
Selain menunjukkan bahwa dirinya masih berkuasa, Jokowi juga hendak membangun posisi tawar dengan partainya sendiri. Di mana Jokowi tidak hanya akan mewakili keinginan partainya, namun juga pihak-pihak lain. “Saya (Jokowi) ingin melakukan keputusan politik ini juga berdasarkan atas kepentingan rakyat secara umum ataupun kepentingan lainnya,” begitu menurut Usep.
Artikel ini ditulis oleh: