China, menurutnya, mengalami pertumbuhan 10% selama puluhan tahun dan pernah 14 persen dan sebentar lagi akan menjadi negara dengan perekonomian terbesar didunia.

“Untuk itu, karena 2019 haruslah menjadi titik awal pembangunan ekonomi modern Indonesia yang meninggalkan perekonomian tradisional yang berbasis bahan mentah seperti CPO, batubara dan lainnya yang bernilai tambah rendah seperti sekarang ini. Jika itu dilakukan, maka Presiden Jokowi akan tercatat dalam sejarah sebagai peletak dasar ekonomi modern Indonesia,” papar dia.
Namun apabila yang terjadi sebaliknya, yakni Presiden Jokowi tetap mempertahankan tim ekonomi yang sekarang, mak hanya mampu membuat pertumbuhan ekonomi 5 persen, tetap akan kalah jauh dari negara tetangga seperti Filipina dan Vietnam sudah bertahun-tahun tumbuh 6,5 persen.
“Apabila konsisten terus menerus terjadi seperti itu maka dalam 20 tahun kedepan kemakmuran kita akan tertinggal oleh Filipina dan Vietnam dan kita hanya bisa mengirim TKI ke negara mereka,” kritiknya.
Untuk itu, di 2019 nanti Jokowi harus memilih Cawapres yang mampu membangun perekonomian Indonesia yang maju ,modern dan menyejahterakan rakyat serta mampu merangkul tokoh-tokoh dan umat Islam yang merupakan bagian terbesar bangsa Indonesia.
Busthomi
(Wisnu)

Artikel ini ditulis oleh: