Biosolar Pertamina terkontaminasi dengan kandungan air. (ilustrasi/aktual.com)
Biosolar Pertamina terkontaminasi dengan kandungan air. (ilustrasi/aktual.com)

Jakarta, Aktual.com – Dari beberapa skandal kasus yang mencuat di perusahaan PT Pertamina (Persero) dalam hal penyelenggaraan migas, pada umumnya berakhir dengan ketidakjelasan akibat kurangnya transparansi dari direksi di BUMN itu.

Begitupun kali ini, Wakil Direktur Utama Pertamina, Ahmad Bambang tak banyak buka suara saat ditanya terkait biosolar yang terkontaminasi dengan kandungan air.

Bambang hanya mengatakan bahwa yang terpenting pelayanan sudah beroperasi seperti semula dan tidak mengalami gangguan. Lagipula tegasnya, suplier FAME (fatty acid methyl ester atau produk nabati dalam biodiesel) yang diduga penyebab pencemaran, bersedia melakukan ganti rugi atas perihal tersebut.

“Yang penting sekarang sudah tersalurkan lagi. Kalau mengenai evaluasi, itu urusan kepolisian, saya belum nanya. Tapi supliernya mau tanggungjawab dan ganti rugi,” ujar Bambang, Kamis (24/11)

Sebelumnya Center of Energy and Resources Indonesia (CERI) telah mengasumsikan kerugian Pertamina lebih dari Rp156 Miliar jika harga Biosolar Rp6.250 dikalikan volume Biosolar sebanyak 25 juta liter.

“Asumsi harga biosolar Rp 6250 × 25 juta. Belum lagi biaya transportasi dari terminal Pertamina Plumpang ke masing masing SPBU di daerah Jabodetabek,” kata direktur CERI, Yusri Usman.

(Laporan: Dadangsah Dapunta)

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Dadangsah Dapunta
Editor: Eka