Namun sayangnya utangan tersebut, menurutnya tak akan mencapai target. Bahkan dia memproyeksi hingga akhir tahun cuma mencapai 90,4 persen saja dari target yang ingin dicapai.
“Jadi realisasinya itu 90,4 persen. Suatu kinerja yang saya kira, tidak terlalu buruk, tetapi tentu kami mengharapkan di tahun-tahun mendatang akan bisa lebih besar lagi (serapannya),” jelas dia.
Proyek-proyek yang dia maksud adalah, 15 proyek perkeretaapian senilai total Rp7,54 triliun, 88 proyek jalan dan jembatan seharga Rp4,69 triliun, 188 proyek pengendalian banjir, pengelolaan bendungan dan pengelolaan drainase membutuhkan dana Rp2,73 triliun, 11 proyek asrama haji sebesar Rp424 miliar, 32 proyek gedung kuliah dan laboratorium senilai Rp1,05 miliar, dan 256 proyek gedung balai nikah dan Manasik Haji sebesar Rp356 miliar.
Namun sayangnya, meski tahun ini utangan itu tak terserap, pemerintah masih membandel ingin menargetkan kenaikkan anggaran proyek infrastruktur yang dibiayai oleh SBSN menjadi Rp22,5 triliun untuk 587 proyek di tujuh K/L.
Yaitu, 15 proyek perkeretaapian senilai total Rp7 triliun, 101 proyek jalan dan jembatan Rp7,5 triliun, 144 proyek Sumber Daya Air Rp5,28 trliun, 8 proyek asrama haji Rp350 miliar, 34 proyek pengadaan sarana dan fasilitas perguruan tinggi islam, serta laboratorium dan 32 madrasah Rp1,5 triliun.