Jakarta, Aktual.com – Staf Khusus Menteri BUMN, Budi Gunadi Sadikin menyebut, perlunya holding BUMN terutama holding pertambangan karena agar dari sisi pendanaan mereka mudah mencari utangan, termasuk utangan dari luar negeri.
“Makanya holding itu (pertambangan) penting, karena ini masalah penting. Apalagi 10 tahun terakhir, capex (belanja modal) BUMN bisa mengalahkan capex negara. Dan total sales BUMN juga kalahkan APBN yang 2.000 triliun itu,” tandas Budi di acara bincang-bincang yang digelar Indonesia Mining Institute, di Jakarta, Kamis (23/2).
Apalagi saat ini, pemerintah butuh banyak dana untuk membangun infrastruktur. Sementara kondisi fiskal dalam negeri masih kurang kuat.
“Kalau fiskal sulit maka spending jadi kurang luas, maka BUMN dipakai. Karena bicara yang punya dana paking banyak adalah pertama swasta dan kedua BUMN, negara itu cuma ketiga. Masalahnya swasta tak bisa diatur, BUMN yang bisa,” jelasnya.
Namun sayangnya, jika BUMN itu sendiri-sendiri maka tetap dianggap tak kuat. Makanya butuh di-holding.
“Jika Antam mau beli Freeport, Newmont, atau Vale, Antam tak punya kapasitas itu, jadinya perlu hodling,” klaim dia.
Dan bahkan dengan holding ini, katanya, akan mudah untuk mencari utangan baru. “Karena untuk membangun Indonesia bisa dengan pinjaman, dan BUMN punya kapasitas untuk melakukan pinjaman sampai Rp6.000 triliun. Makanya perlu di-holdingkan,” papar dia.
Apalagi negara-negara lain seperti Jepang dan China, kata dia, siap memberikan utangan. “Tinggal dipilih saja, mungkin Jepang bisa dengan bunga mendekati nol persen. Kalau China mungkin karena dananya melimpah. Karena memang dengan holding ini kita bisa mudah dapat uang,” tandas mantan Dirut Bank Mandiri ini.
(Reporter: Busthomi)
Artikel ini ditulis oleh:
Eka