Malang, Aktual.com — Kasus penelantaran pasien kembali terjadi di Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Malang. Kali ini pemuda berusia 20 tahun bernama Imam Ilmiawan, ditelantarkan oleh petugas rumah sakit padahal, kondisinya sedang samgat kritis.

Dono Rosyadi, ayah Imam menceritakan, pada hari Sabtu (8/8) lalu, pihak keluarga datang ke RSSA untuk memeriksa kondisi jahitan anaknya yang robek. Imam, sebelumnya menjalani operasi usus buntu di rumah sakit yang sama.

Lantaran, khawatir dengan kondisi jahitan yang sudah robek dan mengeluarkan cairan, keluarga akhirnya datang untuk meminta penanganan. Sesampainya di rumah sakit, salah seorang petugas jaga, menolak penanganan Imam karena dianggap luka biasa.

“Kalau luka seperti ini saja Puskesmas bisa menangani, balik lagi saja kesini hari Selasa,” ucap Dono menirukan kalimat petugas rumah sakit itu, Senin (10/8).

Melihat kondisi anaknya yang kian mengkhawatirkan, akhirnya keluarga langsung melarikan ke Puskesmas terdekat untuk meminta pertolongan. Alangkah kagetnya keluarga, saat pegawai Puskesmas mengatakan kondisi Imam sangat kritis dan harus dibawa ke rumah sakit.

“Petugas Puskesmas saja bilang kritis, masak petugas RSSA bilang gak apa-apa,” timpalnya.

Keluarga akhirnya membawa pasien ke RSI Aisyah Malang dan mendapatkan pertolongan disana. “Kami akhirnya bayar lagi untuk operasi jahit anak saya biayanya Rp 10 juta. Padahal di RSSA untuk biaya berobat sudah Rp 7 juta,” sesal dia.

Kepala Bidang Pelayanan RSSA, M. Bachtiar, membantah kalau kondisi pasien dalam kondisi kritis. Pasalnya saat datang kontrol hari Sabtu, pasien terlihat jalan kaki dan membawa kartu kontrolnya.

“Petugas juga menanyakan apakah pasien kesakitan, ibu korban menjawab tidak. Kalau begini, sekalipun yang menemui profesor pasti bilang tidak ada masalah,” kilah Bachtiar.

Artikel ini ditulis oleh: