Jakarta, Aktual.com — Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) mengemukakan bahwa kepemilikan surat utang atau obligasi pemerintah oleh pemodal asing di Indonesia meningkat sebesar Rp29,26 triliun di sepanjang tahun 2016 ini.
“Stabilitas ekonomi makro domestik antara lain penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS serta stabilnya inflasi per Februari 2016 di level 4,42 per sen secara tahunan menjadi salah satu faktor yang mendorong investor asing masuk ke pasar obligasi pemerintah,” ujar Direktur Utama IBPA, Ignatius Girendroheru di Jakarta, Rabu (2/3).
Selain itu, ia menambahkan bahwa keputusan Bank Indonesia untuk menurunkan tingkat suku bunga acuan (BI rate) ke level 7 persen juga memberikan dampak cukup signifikan.
Di sisi lain, lanjut dia, rilis data pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan IV-2015 yang mencatatkan pertumbuhan 5,04 persen, lebih tinggi dari periode sebelumnya juga turut meningkatkan optimisme pelaku pasar asing terhadap prospek pertumbuhan ekonomi tahun di 2016.
Dalam catatanya, Ignatius Girendroheru memaparkan bahwa kepemilikan asing di pasar surat berharga negara (SBN) per tanggal 29 Februari 2016 sebesar Rp587,78 triliun. Pada periode sama, kepemilikan asing di pasar obligasi korporasi mencapai Rp18,78 triliun.
Sementara itu tercatat, per 29 Februari 2016 Indonesia Composite Bond Index (ICBI) mengalami kenaikan sebesar 3,94 persen menjadi 190,50 poin.
Lebih lanjut, Ignatius Girendroheru mengatakan bahwa selama bulan Februari 2016, tingkat pengembalian atau “return” obligasi domestik tumbuh 0,8 persen.
“Positifnya indeks komposit obligasi Indonesia itu seiring dengan meredanya beberapa sentimen ketidakpastian dari global seperti kenaikan suku bunga Amerika Serikat (Fed fund rate),” kata Ignatius Girendroheru.
Menurut dia, salah satu faktor yang masih membayangi laju obligasi domestik yakni kondisi ekonomi Tiongkok dan kekhawatiran prospek pertumbuhan ekonomi global.
Artikel ini ditulis oleh:
Antara
Eka