Jakarta, Aktual.com – Wakil Kepala Staf TNI Angkatan Laut (Wakasal) Laksamana Madya TNI Arie H Sembiring meninggal dunia di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta, Minggu (18/12) malam.

“Benar, beliau meninggal dunia tadi malam di RSCM jam 23.00 WIB,” kata Kadispenal Laksamana Pertama TNI Gig M Sipasulta di Jakarta, Senin (19/12).

Ia mengaku tidak mendapat informasi terkait sakitnya pria kelahiran Medan, Sumatera Utara, 10 Januari 1960 itu karena Arie dibawa ke RSCM pada Minggu malam.

“Tidak ada informasi soal sakit dari keluarga. Beliau meninggal dengan tenang,” kata Sipasulta.

Saat ini, jenazah sudah berada di rumah duka, tepatnya di rumah dinas Wakasal Jalan Cut Mutia, Jakarta Pusat. Rencananya, jenazah akan dimakamkan di TMP pada Selasa (20/12).
Ia meninggalkan seorang istri dan tiga orang anak.

Berdasarkan informasi yang diperoleh, pada Senin malam sekitar pukul 19.00 WIB akan digelar Misa requiem, yang dilanjutkan acara adat.

Pada Selasa pagi (20/12) sekitar pukul 09.00 WIB akan digelar misa pemberangkatan, pukul 10.30 WIB upacara pelepasan dari kediaman di Cut Meutia, pukul 11.00 WIB pemberangkatan menuju TMP Kalibata.

Laksamana Madya Arie merupakan perwira lulusan Akademi Angkatan Laut (AAL) angkatan ke-28 tahun 1983. Sebelum menjabat Wakasal, Arie menjabat sebagai Asisten Perencanaan dan Anggaran (Asrena) KSAL.

Arie nerupakan lulusan Akedemi Angkatan Laut angkatan ke-28 tahun 1983. Ia memulai karier pelaut sebagai Asisten Perwira Divisi KRI Martadinata-342. Setelah itu, beberapa jabatan penting di TNI AL sempat dipimpin oleh pria kelahiran Medan, Sumatera Utara pada 10 Januari 1960 silam tersebut.

Sejumlah jabatan strategis yang sempat diemban di antaranya adalah Danlantamal I Medan, Komandan Gugus Keamanan Laut Timur, Panglima Komando Lintas Laut Militer, Panglima Komando Armada RI Kawasan Timur, Asisten Operasi (Asops) Kasal, Asisten Perencanaan dan Anggaran Kasal dan terakhir sebagai Wakasal.

Terdapat belasan tanda jasa yang didapat bapak tiga anak tersebut, di antaranya Satya Lencana Wira Dharma (perbatasan), Satyalencana Dharma Samudra, Satya Lencana Kesetiaan XXXII.[Ant]

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid