Wakil Ketua Umum MUI Anwar Abbas di kantor MUI kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (5/3/2024) (ANTARA/Walda Marison)

Jakarta, aktual.com — Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), Anwar Abbas, mengimbau Presiden Prabowo Subianto agar berhati-hati terhadap manuver Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, terkait isu perdamaian di Gaza. Ia menilai, perang di Gaza tidak akan benar-benar berakhir selama Israel belum mengakui dan mengembalikan wilayah Palestina.

“Jika Israel tidak mau menghormati hak-hak dari rakyat Palestina untuk merdeka, dan tetap saja dengan pendiriannya tidak mau mengakui Palestina sebagai sebuah negara yang merdeka dan berdaulat, maka selama itu pulalah rakyat Palestina tidak akan pernah berhenti berperang dan melakukan perlawanan terhadap Israel,” kata Anwar Abbas kepada wartawan, Selasa (14/10/2025).

Sebelumnya, Presiden Prabowo menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Perdamaian Gaza di Mesir pada Senin (13/10). Menyikapi hal itu, Anwar Abbas berharap Indonesia tetap waspada dan tidak terjebak dalam strategi politik Amerika Serikat.

“Untuk itu karena Prabowo juga hadir dalam KTT tersebut, maka kita meminta Prabowo agar lebih berhati-hati dalam menghadapi manuver Donald Trump tersebut, karena kita tidak mau Prabowo terjebak oleh siasat dan niat buruk yang dibangun serta dikembangkan oleh Donald Trump,” ujarnya.

Menurutnya, langkah Trump dalam isu Gaza bukanlah upaya penyelesaian yang menyeluruh dan berkeadilan. Ia menilai perdamaian yang ditawarkan bersifat sepihak dan tidak berpihak pada rakyat Palestina.

“Karena Trump sudah jauh-jauh hari secara terang-terangan mengatakan bahwa dia tidak menyetujui berdirinya negara Palestina. Jadi dari sikap dan pandangan Trump tersebut kita tahu bahwa konsep perdamaian yang diusungnya jelas-jelas sebuah konsep yang tidak akan memberi kesempatan kepada bangsa Palestina untuk merdeka,” paparnya.

Anwar pun berharap, dalam forum KTT tersebut, Presiden Prabowo dapat menegaskan posisi Indonesia agar Amerika Serikat secara terbuka mengakui kemerdekaan Palestina. Ia menilai tanpa komitmen tersebut, hasil pertemuan hanya akan kehilangan makna substantif.

“Di samping itu jika KTT memutuskan akan membentuk pemerintahan transisi, maka Prabowo harus menolak pemerintahan transisi tersebut dipimpin oleh Amerika Serikat, karena jika itu yang terjadi maka Gaza jelas-jelas tidak akan dia berikan kembali kepada Palestina tapi akan dia berikan kepada Israel,” tuturnya.

“Untuk itu Prabowo harus bisa memperjelas dan mempertegas sikap Indonesia dalam penyelesaian konflik Israel Palestina tersebut, sesuai dengan semangat dan amanat dari konstitusi,” imbuhnya.

Sementara itu, Presiden Donald Trump sebelumnya menyatakan bahwa perang di Gaza telah berakhir. Di sisi lain, kelompok Hamas bersiap untuk membebaskan para sandera yang masih hidup.

Sebanyak 20 sandera dilaporkan telah diserahkan Hamas kepada Israel pada Senin (13/10) waktu setempat, sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata dengan pihak Israel.

Menurut laporan televisi publik Israel yang dikutip AFP dan Al Arabiya, Hamas menyerahkan para sandera dalam dua kelompok melalui perwakilan Komite Palang Merah Internasional (ICRC) di Jalur Gaza. Kelompok pertama berjumlah tujuh orang diserahkan pada pagi hari, sementara kelompok kedua yang terdiri atas 13 sandera diserahkan di wilayah Khan Younis, Jalur Gaza bagian selatan.

Artikel ini ditulis oleh:

Rizky Zulkarnain