Jakarta, Aktual.com – Intelijen Polri dan TNI klaim telah mendeteksi aksi bela Islam III yang akan diselenggarakan pada 2 Desember 2016, telah disusupi dengan agenda terselubung berupa makar terhadap pemerintahan Jokowi.
Menanggapi hal itu, Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah justeru tertawa geli dan menganggap kecurigaan aparat kepolisian itu terlalu berlebih-lebihan. “Tidak perlu ada kecurigaan ingin menjatuhkan presiden, tak mungkin menjatuhkan presiden itu,” ujar politikus Partai PKS ini saat ditemui di Kompleks Parlemen Jakarta, Selasa (22/11).
Terlebih, kata Fahri, dalam berdemokrasi, Undang-undang telah menjamin presiden menyelesaikan kepemimpinan selama lima tahun sehingga tidak dapat diberhentikan di tengah jalan.
Presiden hanya dapat dimakzulkan, kata dia, bila melakukan pelanggaran hukum yang berat, seperti korupsi ataupun meninggal dunia. Untuk itu Fahri menilai, aparat keamanan tidak perlu melarang aksi demontrasi tersebut karena mempunyai alasan yang jelas dan juga dijamin dalam Undang-undang.
Sebelumnya, Polri dan melarang rencana unjuk rasa 2 Desember di kawasan Bundaran HI, Jalan MH Thamrin, Jalan Jenderal Sudriman dan jalan-jalan protol di sekitarnya, karena setiap hari dilalui oleh ribuan kendaraan bermotor juga pusat perputaran ekonomi dan bisnis utama di Ibu Kota.
Pengumuman tersebut diumumkan Kapolri Jenderal Tito Karnavian di Mabes Polri pada Senin 21 November 2016 sekitar pukul 13:00 WIB, setelah dilakukan pertemuan tertutup antara Kapolri, Panglima TNI dan Menteri Dalam Negeri di Mabes Polri.
Laporan: Musdianto
Artikel ini ditulis oleh:
Wisnu