Tangkapan Layar Seminar Institut STIAMI yang bertajuk ‘Profetik dan Agile Leadership dalam Perspektif Good Govenance di Era 4.0’ pada Sabtu (20/2).
Tangkapan Layar Seminar Institut STIAMI yang bertajuk ‘Profetik dan Agile Leadership dalam Perspektif Good Govenance di Era 4.0’ pada Sabtu (20/2).

Jakarta, Aktual.com – Program Pascasarjana Institut STIAMI menggelar seminar nasional secara virtual yang bertajuk ‘Profetik dan Agile Leadership dalam Perspektif Good Govenance di Era 4.0’ pada Sabtu (20/2) pagi. Seminar tersebut dihadiri oleh Wakil Ketua MPR RI, Jazilul Fawaid sebagai Keynote Speech, Rektor Institut STIAMI, Prof. Wahyudin Latunreng, berserta civitas akademik maupun mahasiwa pascasarjana.

Dalam sambutannya, Rektor Institut STIAMI, Prof. Wahyudin Latunreng mengatakan tema yang diangkat oleh panitia seminar sangat tepat di tengah situasi yang sedang dihadapi saat ini. Menurutnya, tema ini akan bisa terwujud ketika era digitalisasi dalam semua aspek kehidupan, khususnya aspek pelayanan kepada masyarakat bisa dilaksanakan oleh pemerintah.

Selain itu, ia juga mengungkapkan bahwa saat ini Institut STIAMI sudah mulai diperhitungkan oleh para akademisi di seluruh Indonesia.

“Hadirin yang saya hormati, saya berbangga dengan hadirnya 58 artikel masuk dari seluruh Indonesia. dari berbagai perguruan tinggi. Itu artinya adalah STIAMI bukan hanya dihitung tapi sudah diperhitungkan oleh para akademisi universitas di seluruh Indonesia,” ujarnya.

Sementara itu, Wakil Ketua MPR, Jazilul Fawaid mengatakan kepemimpinan adalah tugas yang diberikan Tuhan kepada manusia. Artinya, kepemimpinan itu sifatnya adalah amanah dan kunci dari kepemimpinan itu ialah administrasi dan manejemen.

Menurut Jazilul, kepemimpinan itu bisa bermakna positif jika diberikan semangat profetik dalam kepemimpinan dan akan bermakna sangat praktis jika di situ ada agile leadership.

“Saya setuju dengan panitia, agar Indonesia sukses memasuki era revolusi industri 4.0 yang dikenal sangat kompleks padat informasi, padat persaingan antara organisasi dan bangsa secara global, seluruh khasanah kearifan kepemimpinan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia baik bersumber dari kepemimpinan lokal wisdom, agama-agama, kepemimpinan adat, kepemimpinan Pancasila harus digunakan,” ungkapnya.

Turut hadir pula beberapa narasumber, antara lain Deputi Gubernur DKI Jakarta yang juga dosen tetap Institut STIAMI Dadang Solihin, Ketua Pembina APPERTI sekaligus Ketua APTISI Budi Djatmiko, Direktur Utama PT Indofarma Arief Pramuhanto, Chief of Human Capital Officer PT XL Axiata Tbk Rudy Afandi. Adapun seminar ini dimoderatori oleh Direktur Pascasarjana Institut STIAMI, Taufan Maulamin.

Artikel ini ditulis oleh:

A. Hilmi