Jakarta, aktual.com – Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid (HNW) menilai tradisi unik buka puasa bersama (bukber) sebagai tradisi baik umat Islam yang dapat mengokohkan silaturahmi.
“Ini merupakan tradisi yang menjadikan Islam dipahami oleh bangsa Indonesia sebagai agama yang menggembirakan, bisa menjadikan hidup rukun, dan mengokohkan silaturahmi,” kata HNW dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Jumat (29/3).
Hal itu disampaikannya saat menggelar bukber bersama Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jakarta Selatan, ormas Islam, dan elemen masyarakat lainnya di kediamannya, Jakarta Selatan, Kamis (28/3).
Dikatakan pula bahwa tradisi bukber sangat bagus karena tidak hanya diselenggarakan di masjid ataupun rumah para pejabat, tetapi dilakukan pula dari rumah ke rumah, hingga kantor ke kantor.
Selain itu, dia memandang perlu tradisi bukber sebab rakyat Indonesia baru saja menuntaskan gelaran Pemilu 2024, bersamaan dengan tahapan gugatan sengketa pemilu di Mahkamah Konstitusi (MK) yang tengah bergulir.
“Dengan adanya bukber, kita bisa saling berbagi dan menguatkan dan cooling down juga,” tuturnya.
Di sisi lain, HNW bersyukur MUI pada tahun ini bekerja sama dengan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) mengundang 11 ulama dari Palestina untuk menjadi imam di Indonesia sehingga kedua negara bisa meningkatkan kerja sama dan saling mendukung dengan cara yang terbaik.
“Mengundang 11 ulama dari Palestina selain mengokohkan silaturahmi, ukhuwah islamiah, juga untuk saling mendekatkan hubungan Indonesia dan Palestina,” katanya.
HNW pun menyambut baik adanya usulan penutupan kegiatan 11 ulama dari Palestina itu dengan diadakannya Silaturahmi dan Buka Puasa Bersama dengan 11 Ulama dari Palestina di Gedung MPR RI, Jakarta, Senin (1/4).
“Saya menyambut baik dan mengomunikasikan dengan Ketua MPR RI Bambang Soesatyo. Beliau ternyata sangat mendukung kegiatan ini,” ucapnya.
Menurut dia, bukber MPR, MUI, Baznas, dan 11 ulama Palestina itu merupakan satu kesempatan untuk membuktikan bahwa silaturahmi melalui bukber bisa dilakukan oleh pihak mana pun, bahkan bisa dilakukan pula di MPR.
“Akan kami undang pimpinan MPR, DPR, badan-badan dan alat kelengkapan majelis, pimpinan ormas-ormas Islam, dan Menteri Luar Negeri,” ujarnya.
HNW berharap bukber di MPR itu dapat menegaskan kembali bahwa agama Islam membawa rahmat, dan tradisi bukber membawa keberkahan yang sangat banyak, di antaranya makin mengokohkan ukhuwah, kerja sama, serta saling memahami dan menguatkan.
Dengan bukber, menurut dia, bisa sekaligus meng-cooling down-kan suasana politik di Tanah Air, kemudian bisa mengokohkan silaturahmi dan menguatkan kepedulian terhadap sesama umat Islam yang kesusahan seperti di Palestina/Gaza dan Rohingya.
Artikel ini ditulis oleh:
Rizky Zulkarnain