Tiga mahasiswa mengamati sesi penutupan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (22/4). Perdagangan IHSG pada akhir pekan ditutup naik 11,65 poin atau 0,24 persen menjadi 4.914,73. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/aww/16.

Jakarta, Aktual.com — Bursa Efek Indonesia (BEI) mengemukakan bahwa waktu terbaik bagi perusahaan memulai proses pelepasan saham ke publik melalui penawaran umum perdana atau ” initial public offering” (IPO) yakni saat perusahaan sedang tumbuh.

“Waktu terbaik untuk memulai proses ‘go public’ adalah saat perusahaan sedang bertumbuh dan membutuhkan dana untuk ekspansi, serta kondisi pasar saham cukup kondusif. Namun, pada dasarnya pergerakan pasar memang tidak bisa dipastikan, jadi proses IPO memang harus disegerakan,” ujar Direktur Penilaian Perusahaan BEI Samsul Hidayat di Jakarta, Selasa (24/5).

Ia mengemukakan bahwa perusahaan yang memutuskan untuk menjual sahamnya ke masyarakat memiliki tujuan diantaranya mendapatkan dana untuk perluasan usaha atau diversifikasi usaha dan memperbaiki struktur modal perusahaan, serta meningkatkan nilai perusahaan (shareholder value).

Sementara manfaatkan yang didapat yakni diantaranya memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk turut serta memiliki saham perusahaan, serta mendapatkan akses ke basis pemodal yang luas dari sebelumnya.

“Masyarakat dapat berinvestasi pada perusahaan yang tercatat di BEI. Perusahaan juga akan memperoleh akses pendanaan lainnya seperti penerbitan obligasi,” katanya.

Namun, lanjut dia, perusahaan juga harus memperhatikan konsekuensi yang harus ditanggung oleh perusahaan jika telah resmi menjadi perusahaan tercatat di BEI atau emiten, diantaranya emiten dituntut lebih terbuka mengenai kinerja dan ekspansinya. Perusahaan juga dituntut untuk dapat meningkatkan kinerja dan harus mengikuti peraturan-peraturan yang ada dalam pasar modal.

Samsul Hidayat juga mengatakan bahwa biaya yang dikeluarkan dalam pelaksanaan ‘go public’ juga relatif rendah. Pada umumnya biaya total untuk “go public” kurang dari 5 persen dari total dana yang diperoleh perusahaan.

Pada tahun 2016 ini, BEI menargetkan jumlah IPO sebanyak 35 perusahaan. Sementara itu tercatat, sejak awal tahun 2016 ini baru terdapat empat emiten yang resmi mencatatkan sahamnya di BEI yakni PT Mitra Pemuda Tbk, PT Mahaka Radio Integra Tbk, PT Bank Artos Indonesia Tbk, dan PT Bank Ganesha Tbk (BGTG).

Artikel ini ditulis oleh:

Antara
Eka