Jakarta, Aktual.com – Menteri ESDM Arcandra Tahar mengakui jika dirinya telah mendesak Inpex untuk melakukan percepatan pengembangan lapangan blok gas Abadi Masela. Dia meyakini pada 2018 akan mencapai Final Invesment Decision (FID).

Dengan demikian, Inpex sebagai operator lapangan gas yang ada di Maluku itu memiliki waktu 2 tahun untuk ‘Front end engineering design’ (FEED). Walau di awal ada perubahan skema pengembangan dari terapung (offshore) menjadi kilang darat (onshore), namun Kementerian ESDM menginginkan blok ini tidak mengalami pergeseran waktu produksi yakni 2018.

“Ah, teman-teman ini tahu saja ( minta FID 2018) Insya Allah ‎bisa (nggak bakal molor),” kata Arcandra saat ditemui usai sholat magrib di kantor Kementerian ESDM, Senin (8/8).

Sebagaimana diketahui, pada saat Menteri ESDM masih dijabat oleh Sudirman Said, Inpex mengajukan insentif kepada pemerintah dengan alasan pengembangan lapangan itu tidak ekonomis disebabkan putusan pemerintah mengganti skema pengembangan dari offshore menjadi onshore.

Adapun sejumlah insentif yang dituntut perusahaan asal Jepang itu diantaranya kepastian perpanjangan kontrak selama 30 tahun, dimana semestinya Blok Masela habis kontrak 2028, bertambah menjadi 2058.

Bahkan Inpex baru akan mengajukan revisi pengembangan atau ‘Plan of Development (PoD)’ Masela setelah 2019. Dengan demikian keputusan FID, baru dilakukan 2025 atau tiga tahun sebelum masa konraknya habis.

Kedua, insentif pajak berupa tax holiday selama 15 tahun. Ketiga, meminta biaya yang telah dikeluarkan selama ini berupa sunk cost sekitar USD1,6 miliar yang dihitung sebagai biaya operasi migas yang harus dikembalikan pemerintah dalam bentuk cost recovery.

Keempat, Inpex meminta penambahan porsi bagi hasil menjadi 50-60 persen. Lebih lanjut diluar empat insentif tersebut, Inpex juga meminta penambahan kapasitas produksi kilang gas di Blok Masela.

 

Laporan: Dadang

Artikel ini ditulis oleh:

Dadangsah Dapunta