Ilustrasi- Tambak budidayakan udang

Jakarta, Aktual.com – Penerapan budi daya udang vaname melalui sistem tambak milenial di Lampung ternyata mampu meningkatkan produksi perikanan di lahan yang sempit.

“Di sini ada 18 kolam bundar untuk budi daya udang vaname yang diameternya beragam ada yang 18 meter, ada yang 10 meter,” ujar salah seorang teknisi tambak milenial di Kabupaten Lampung Timur, Ipei saat dihubungi seperti dilansir dari Antara, Rabu (5/10).

Ia mengatakan dengan menggunakan sistem tambak milenial di lahan yang sempit pun masyarakat dapat membudidayakan udang dengan jumlah produksi tinggi.

“Diameter 18 meter kepadatan udang vaname dalam kolam bisa 717 ribu ekor per meter. Kalau diameter 10 meter total bisa 56 ribu ekor benih, jauh lebih banyak dibanding tambak udang tradisional yang hanya 50 ekor per meter persegi,” katanya.

Dia menjelaskan dengan kepadatan tinggi kolam bundar memiliki produksi cukup banyak yakni mencapai 2 ton dalam satu kolam bundar.

“Kita ini panen secara parsial bisa sampai 2 ton sekali panen karena kepadatan cukup tinggi, untuk kebersihan tambak pun terjaga sebab kita pakai probiotik, dan di tambak bundar super intensif ini kita pakai jet buble selama 24 jam agar meningkatkan konsentrasi oksigen terlarut,” ucapnya.

Hal serupa juga dikatakan oleh penanggung jawab tambak milenial bundar 168 di Desa Bandar Negeri, Lampung Timur, Herman.

“Untuk kebersihan tambak terjaga karena setiap satu jam sekali kita pantau untuk pakan, lalu dibersihkan kotorannya setiap sore, semua menggunakan teknologi budidaya yang baik dan berkelanjutan,” ujar Herman.

Meski tidak memiliki perbedaan mencolok pada kualitas udang hasil panen, namun udang hasil budidaya tambak milenial super intensif ini memiliki tingkat kebersihan tinggi dan lebih berisi karena pakan terjaga.

“Pakan memang butuh lebih banyak sekitar 10 ton, dan membutuhkan listrik lebih banyak karena tambak milenial menggunakan teknologi dalam menjalankannya, untuk biaya pembuatan kolam ukuran diameter 10 meter persegi sekitar Rp20 juta sampai Rp25 juta, sedangkan ukuran diatasnya Rp40 juta,” katanya lagi.

Menurutnya, dengan lahan yang sempit layaknya tambak yang ada di Desa Bandar Negeri yang luasannya 500 meter persegi. Dengan luasan satu kolam bundar hanya membutuhlan lahan seluas 78 meter persegi, tenyata dapat dimanfaatkan menjadi tambak dengan jumlah panen mencapai 2 ton lebih.

“Bisa kita manfaatkan juga di pekarangan rumah, kalau disini juga dikelola oleh anak muda dengan usia berkisar 19 sampai 30 tahun pekerjanya, jadi ini cocok untuk generasi milenial yang mau berbisnis,” ucapnya pula.

Diketahui pemerintah pun terus mendorong tambak milenial budidaya udang vaname menjadi salah satu model ekonomi kerakyatan nasional yang dapat mencetak lapangan kerja baru dan meningkatkan pendapatan masyarakat untuk mempercepat pemulihan ekonomi kerakyatan di tengah pandemi COVID-19.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara
Arie Saputra