Ia berharap ada semakin banyak orang lagi yang menyadari perlunya partisipasi warga Jakarta dan sekitarnya untuk mengurangi penggunaan kendaraan pribadi guna mengendalikan polusi udara dan bergeser ke kendaraan umum massal yang ramah lingkungan.
Jika warga belum juga menyadari situasi darurat polusi udara di Jakarta, dia menyarankan Pemprov DKI untuk memberlakukan aturan yang membuat masyarakat merasa tidak nyaman untuk menggunakan kendaraan pribadi. “Karena masyarakat juga harus dipaksa,” katanya.
Dia mencontohkan beberapa negara lain yang kesadaran masyarakatnya dipaksa oleh aturan pemerintah.
“Dipaksanya lewat susah pake kendaraan. Misalnya di Sudirman-Thamrin, sudah disediakan banyak dari pemerintah. Harusnya pemerintah bisa memaksa orang enggak pakai kendaraan di situ,” katanya lebih lanjut.
Penetapan aturannya, kata dia, bisa melalui penetapan biaya parkir yang lebih mahal di sekitar Jalan Thamrin hingga Sudirman.
“Jadi mau enggak mau, daripada dia bayar parkir, lebih naik pakai transportasi publik,” katanya.
Artikel ini ditulis oleh: