Jakarta, Aktual.co —Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) mengharapkan Presiden Joko Widodo bertindak tegas dan menjamin di Provinsi Riau tidak lagi terjadi kebakaran hutan serta lahan yang rutin terjadi setiap tahun.
“Jika itu dilakukan, maka Jokowi adalah Presiden pertama yang berani memberi garansi untuk Riau dari bebas asap kebakaran huta dan lahan,” kata Direktur Walhi Riau, Riko Kurniawan kepada wartawan, Senin (24/11).
Menurut dia, kebakaran hutan dan lahan yang rutin terjadi di Provinsi Riau sejak 17 tahun silam harus dihentikan dengan ketegasan moratorium, jangan ada lagi pemberian izin kelola hutan.
Kemudian, menurut dia harus ada garansi bahwa ketika terulang kembali kebakaran hutan dan lahan, pemerintah akan bertindak keras termasuk mencabut izin perusahaan yang terbukti lalai dalam menjaga kawasannya.
“Jika tidak ada ketegasan, maka tidak akan ada jaminan Riau bebas dari asap atau kebakaran hutan seperti yang terjadi setiap tahun selama 17 tahun terakhir,” kata Riko.
Pernyataan Riko adalah tanggapan atas rencana kunjungan Presiden Joko Widodo ke Riau untuk meninjau langsung lokasi hutan bekas terbakar.
Presiden Jokowi dijadwalkan tiba di Pekanbaru pada Rabu (26/11) untuk kemudian ke Kabupaten Kepulauan Meranti dengan melintasi kawasan Taman Nasional Tesso Nillo (TNTN) dan kawasan Hutan Lindung Pulau Padang dan Giam Siak Kecil Bukitbatu yang pernah terbakar.
Pada kunjungan tersebut, Walhi Riau juga akan malakukan pertemuan langsung dengan Presiden di dua lokasi.
“Kami membagi dua tim, dan tim pertama akan menemui Presiden Jokowi di Meranti sementara satu tim lagi di Pekanbaru untuk membahas persoalan kebakaran hutan dan lahan Riau,” katanya.
Sejak 17 tahun terakhir sejumlah wilayah kabupaten/kota termasuk Pekanbaru tidak pernah lepas dari bencana asap dampak dari peristiwa kebakaran hutan dan lahan.
Menurut data Dinas Kehutanan dan Badan Lingkungan Hidup Provinsi Riau serta lembaga swadaya masyarakat), sejak dua windu tahun terakhir ratusan ribu hektare hutan di Riau yang hangus terbakar.
Sebagian besar hutan saat ini telah beralih fungsi menjadi kawasan perkebunan kelapa sawit dan bahkan hutan tanam industri. 

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid