Lalu menurut Wahyu, anggapan Airlangga bahwa sektor pertanian bukan menjadi hal yang penting, demikian anggapan keliru. Wahyu menegaskan fakta impor pangan masih terus terjadi hingga 2017,

Tercatat setidaknya impor beras periode Januari-Juni 2017 sebanyak 130,9 ribu ton. Impor gula pasir periode Januari-Juni 2017 sebanyak 53,9 ribu ton.

Impor daging periode Januari-Juni 2017 jenis lembu 75,5 ribu ton, Impor garam periode Januari-Juni 2017, 1,1 ribu ton, Impor bawang putih periode Januari-Juni 2017, sebanyak 251,8 ribu ton, Impor lada periode Januari-Juni 2017, 599 ribu ton, Impor kentang periode Januari-Juni 2017, 35,6 ribu ton dan Impor cabai kering tumbuk periode Januari-Juni 2017, sebanyak 25,2 ribu ton.

Dampak buruk lainnya dari pernyataan Airlangga yakni diperkirakan terjadi percepatan alih fungsi lahan pertanian (khususnya pangan) menjadi peruntukan lainnya, sehingga langsung atau tidak akan mengancam kedaulatan pangan.

Padahal tegas Wahyu, dalam RPJMN 2015-2019 bidang pangan dan pertanian bahwa salah satu kesulitan peningkatan produksi pertanian adalah tingginya alih fungsi lahan.

Artikel ini ditulis oleh:

Dadangsah Dapunta
Andy Abdul Hamid