Jakarta, Aktual.com – Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) akan melakukan peninjauan dan pendalaman indikasi kasus pencemaran yang dilakukan oleh PT Pertamina (Persero) akibat kelalaian proyek refinery kilang Dumai. Proyek tersebut melakukan pembuangan limbah ke laut hingga merusak lingkungan dan menjadi keluhan masyarakat dan nelayan.

“Kita akan cek ke Walhi Riau, memang kasus pencemaran agak masif terjadi. Kita banyak lakukan pendampingan, termasuk di gugatan hukum. Jadi itu nanti kita cek di Walhi Riau, apakah terpantau pencemaran itu, karena saat ini juga Walhi Riau lagi fokus di advokasi hutan,” kata Kepala Departemen Kampanye dan Perluasan Jaringan WALHI, Khalisah Khalid, di Jakarta, Selasa (11/10).

Berdasarkan keterangan Anggota Komisi VII DPR, Muhammad Nasir, yang juga berasal dari Daerah Pemilihan Riau, dia mengatakan limbah yang dibuang Pertamina berupa minyak hitam sehingga merusak lingkungan dalam skala luas.

“Masalah refinery kilang Dumai, ada pencemaran lingkungan limbah yang dilakukan oleh Pertamina. Itu pencemarannya cukup besar. Banyak komplain dari nelayan dan masyarakat karena itu ada minyak hitam yang dilepas atau dibuang ke laut, dan mengganggu kawasan itu,” kata Nasir.

Oleh karena itu, dia minta Dirut Pertamina meninjau dan mengatasi permasalahan tersebut. ‘Kita minta pihak Pertamina untuk mengatasi pencemaran tersebut,” tandasnya.

Diketahui proyek Refinery kilang Dumai dilakukan atas kerjasama Pertamina dengan Saudi Aramco. Kilang tersebut akan ditingkatkan menjadi 300 ribu barel per hari dari kapasitas semula 140 ribu barel.

 

(Dadangsah)

Artikel ini ditulis oleh:

Dadangsah Dapunta
Eka