Jakarta, aktual.com – Sebagai wujud keseriusan Pemerintah Kota Denpasar dan Pemerintah Kota Mossel, Afrika Selatan dalam menjalin kerja sama Kota Kembar (Sister City), akhirnya secara resmi dilaksanakan nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) kerja sama antara kedua kota.
Langkah ini pun sebagai proses selanjutnya dimana sebelumnya sudah dilaksanakan berbagai tahapan mulai penjajakan kerjasama hingga Letter of Intens (LoI).
Dalam proses penandatanganan MoU tersebut dilakukan langsung Wali Kota Denpasar, Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra dan Wali Kota Mossel Bay, Alderman Harry Levendal di Diaz Hotel Mossel Bay, Afrika Selatan, baru-baru ini.
Dalam penandatanganan MoU kerja sama Sister City tersebut juga disaksikan oleh Minister of Agriculture Western Cape, Hon. Dr. Ivan Meyer, Duta Besar RI untuk Republik Afsel, Salman Al Farisi dan Konsulat Jenderal RI di Cape Town, Krishna Adi Poetranto.
Krishna Adi menyatakan, lingkup MoU kerja sama Sister City adalah peningkatan kerja sama di bidang budaya, pariwisata, ekonomi kreatif dan peningkatan kapasitas bagi para pelaku di bidang-bidang tersebut. Sehingga dapat saling memberikan kemanfaatan bagi pembangunan dan kesejahteraan masyarakat kedua kota.
Maka dari itu, IB Rai Dharmawijaya Mantra juga meyakini, kerja sama sister city akan membuka akses pasar baru di berbagai sektor. Selain itu, dari kerja sama ini juga dapat meningkatkan kemitraan khususnya bagi para pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang akan memberikan kontribusi besar bagi ekonomi kedua kota.
“Kami berharap kerjasama ini dapat menjadi ajang tukar inovasi serta ide kreatif dalam upaya saling menguatkan dan menggali potensi kedua kota di berbagai sektor, baik seni budaya, kearifan lokal, pariwisata, ekonomi, pelayanan publik dan pembangunan,” tutur Rai Mantra dalam keterangan resmi yang diterima media di Jakarta, Selasa (3/12)
Dengan begitu, kata dia, upaya untuk memberikan pelayanan maksimal bagi masyarakat dapat tercipta secara berkelanjutan.
Wali Kota Mossel Bay, Alderman Harry Levendal menambahkan, udeng yang dikenakannya menunjukkan dirinya adalah seorang Bali dan telah menjadi bagian dari Denpasar.
Selanjutnya ditegaskan, kerja sama ini adalah langkah pembuka dalam mempererat persaudaraan, peningkatan kerja sama, serta wadah bertukar pikiran untuk mencari solusi atas masalah yang menjadi perhatian bersama kedua kota.
“Tentu harapan kami dapat menjadi ajang tukar pikiran untuk mencari solusi guna menyelesaikan masalah dan tantangan pembangunan bagi kedua kota,” kata Alderman.
Ivan Meyer juga menyambut baik kerja sama ini. Dia menegaskan, ini menjadi bukti nyata bahwa kemajuan bagi kemaslahatan bersama dapat dicapai melalu kerja sama, perdamaian dan harmoni meskipun di tengah kondisi global saat ini yang penuh dengan konflik.
Kerja sama ini juga diharapkan akan mendorong people-to-people contact selain kerja sama ekonomi dan perdagangan kedua kota.
Di MoU tersebut, kedua kota juga menyepakati Plan of Action untuk membentuk Joint Working Group atau Pokja Bersama yang akan melakukan identifikasi tugas Pokja, kontribusi pendanaan kegiatan dari kedua kota, identifikasi kegiatan festival yang dapat dihadiri (shared calendars), membentuk co-branding, forum bisnis dan promosi melalui media sosial dan situs web/co-advertising, kerja sama pariwisata dan pembentukan line of communication antara kedua kota.
Dalam rangkaian acara penandatanganan tersebut juga dilaksanakan peresmian Ruang Pertemuan “Denpasar” di Kantor Municipality Mossel Bay, peninjauan pohon kerja sama Mossel Bay – Denpasar yang ditanam pada bulan Februari 2019, dan peninjauan lokasi nama Jalan “Denpasar” di salah satu ruas jalan di Mosselbay yang akan diresmikan tahun 2020, di mana Wali Kota Denpasar akan menganugerahkan patung di salah satu sudut jalan tersebut.
Setelah proses MoU dilanjutkan dengan way forward discussion mengenai isu warisan budaya dan pariwisata, pembangunan SDM, perdagangan dan industri, serta investasi. Tindak lanjut/way forward yang akan dilakukan kedua kota.
Pertama, identifikasi contact person kedua kota untuk menggali dan membuat daftar komoditas kerja sama yang lebih spesifik. Kedua, ikut serta pada kegiatan promosi UMKM. Dan ketiga, penyelenggaraan forum bisnis, dan peningkatan kapasitas untuk isu revitalisasi sungai dan pendirian pelayanan publik satu atap.
Artikel ini ditulis oleh:
Zaenal Arifin