Jakarta, Aktual.com – Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi geram atas raibnya ban cadangan armada Bus Rapid Transit (BRT) Trans Semarang yang diduga dicuri.
“Sampai saat ini, saya masih ‘gregeten’, ‘gemes’. ‘Ban gedine sakmono sopo sing nyolong’ (Ban sebesar itu siapa yang mencuri). ‘Carane piye? (Caranya bagaimana?),” katanya di Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (14/1).
Meski demikian, dia yakin kepolisian memiliki strategi yang hebat untuk menyelidiki kasus tersebut sehingga bisa dibongkar siapa pelaku atas raibnya ban cadangan itu.
Menurut Hendi, sapaan akrab Hendrar Prihadi, pihaknya sudah melaporkan dan menyerahkan sepenuhnya penyelidikan dan penyidikan kasus raibnya aset Trans Semarang itu kepada kepolisian.
“Sudah dilaporkan ke kepolisian mengenai aset yang hilang. Sejauh ini, saya juga sudah sampaikan kepada Pak Kapolrestabes Semarang. Saya serahkan ‘panjenengan’ (anda) semua,” katanya.
Kalau memang ada oknum orang dalam di manajemen Badan Layanan Umum (BLU) Trans Semarang yang terlibat, kata dia, silakan saja ditindak dan diproses sesuai aturan yang berlaku.
Ia menjelaskan, sebenarnya dari Inspektorat Kota Semarang juga sudah melakukan penyelidikan atas raibnya aset BLU Trans Semarang, dan sudah ditemukan sejumlah indikasi.
“Kemudian, dilakukan ‘kroscek’ kepada yang bersangkutan tetapi bilang tidak. Ya, sudah kami laporkan kepolisian untuk mencari tahu siapa yang paling bertanggung jawab,” katanya.
Sebanyak 32 ban cadangan armada BRT Trans Semarang di Terminal Mangkang, Semarang, yang belum pernah dioperasikan sama sekali raib diduga karena dicuri.
Kasus pencurian tersebut dilaporkan Kepala BLU Trans Semarang Agung Nurul Falaq di Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu Polrestabes Semarang di Semarang, Rabu (4/1) lalu.
Menurut Agung, pencurian itu diketahui pada Desember 2016 ketika dilakukan pengecekan terhadap 33 bus Trans Semarang yang terparkir di Terminal Mangkang Semarang.
Nilai total 32 ban tersebut ditaksir mencapai sekitar Rp140 juta.
Selain kasus pencurian ban cadangan, Polrestabes Semarang juga tengah menyelidiki dugaan korupsi pengelolaan armada Trans Semarang yang disewakan secara ilegal.
Artikel ini ditulis oleh:
Antara
Eka