NEW YORK - AUGUST 15: Traders works on the floor of the New York Stock Exchange (NYSE) August 15, 2008 in New York City. Stocks were up in morning trading on Wall Street as the strengthening U.S. dollar drove global commodity prices down. (Photo by Spencer Platt/Getty Images)

New York, Aktual.com – Saham-saham di Bursa Efek New York, Wall Street, Amerika Serikat, dibuka goyah pada perdagangan Jumat pagi (8/10) waktu setempat, menyusul laporan pekerjaan di negara itu yang lebih lemah dari perkiraan.

Indeks Dow Jones Industrial Average hanya naik 32,82 poin atau 0,09 persen menjadi 34.787,76. Indeks S&P 500 bertambah 8,64 poin, atau 0,20 persen, menjadi 4.408,40. Indeks Komposit Nasdaq naik 11,47 poin atau 0,08 persen menjadi 14.665,49.

Ketiga indeks utama itu berjuang untuk mendapatkan arah, berayun antara kenaikan dan penurunan tipis, sesaat setelah bel pembukaan.

Enam dari 11 sektor utama Indeks S&P 500 menguat pada pagi hari, dengan sektor energi naik 2 persen, memimpin kenaikan. Sedangkan sektor real estate tergelincir 0,6 persen, menjadi kelompok dengan kinerja terburuk.

Reaksi pasar tersebut muncul setelah data penggajian di AS pada bulan September yang mengecewakan.

Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan pada hari Jumat, pengusaha-pengusaha menambahkan 194.000 pekerjaan pada bulan September, yang menunjukkan pemulihan pasar tenaga kerja terus melambat di tengah lonjakan COVID-19 yang dipicu varian Delta. Sementara ekonom yang disurvei oleh The Wall Street Journal memperkirakan ada 500.000 pekerjaan baru.

“Peningkatan pekerjaan terus lamban meskipun kekurangan 5 juta yang berlawanan dengan puncak pra-pandemi dan rekor jumlah lowongan pekerjaan,” kata Ekonom Senior FHN Financial, Will Compernolle, dalam sebuah catatan Jumat (8/10).

“Gelombang Delta nampak berdampak pada pasokan tenaga kerja dan belanja konsumen sampai batas tertentu pada bulan September,” kata Compernolle.

Pada hari Kamis saham-saham AS ditutup lebih tinggi dengan Indeks Dow Jones naik lebih dari 300 poin, karena investor memantau perkembangan kebuntuan plafon utang di Washington.

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Antara
Editor: As'ad Syamsul Abidin