Jakarta, Aktual.com – Data bisa dimanfaatkan untuk mendeteksi kemungkinan terjadinya bencana serta menyelamatkan nyawa masyarakat sehingga keberadaan Satu Data Indonesia (SDI) pemerintah bisa membuat kebijakan yang tepat, kata Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika Nezar Patria.
Sebagai contoh, Nezar mengacu pada inisiatif pemerintah India yang menciptakan aplikasi menggunakan kecerdasan buatan untuk mendeteksi banjir. Dengan menganalisis data secara holistik, mereka dapat membuat prediksi satu minggu sebelum kejadian banjir, memberikan cukup waktu bagi penduduk setempat untuk evakuasi dini.
“Data memiliki potensi besar untuk menyelamatkan banyak nyawa masyarakat,” ungkap Nezar saat berbicara dalam acara Talkshow Integrasi Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) dengan tema “Akselerasi Pelayanan Publik dengan Integrasi SPBE” di Jakarta, Kamis (7/12).
Dia juga mencatat bahwa Jakarta, sebagai daerah yang rentan terhadap banjir pada musim hujan, dapat memanfaatkan big data untuk mengumpulkan informasi geospasial, demografi, dan solusi integratif yang diperlukan, termasuk bantuan yang harus diberikan.
Nezar menyoroti kompleksitas pengelolaan data di Indonesia, yang melibatkan berbagai kementerian dan lembaga. Dia mengibaratkan struktur tersebut seperti sebuah korporasi, di mana Chief Data Officer dipegang oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Chief Financial Officer oleh Kementerian Keuangan, dan Chief Technology Officer oleh Kementerian Kominfo.
Metta Dharmasaputra, Co-founder & CEO Katadata, menambahkan bahwa pemanfaatan data juga terbukti penting selama pandemi COVID-19. Sebagai contoh, Katadata berhasil membuat indeks kerentanan COVID-19 dengan memetakan jumlah rumah sakit, ranjang, dan tenaga perawat di setiap daerah. Hasilnya, Jawa Barat dan Banten diidentifikasi sebagai daerah yang paling rentan karena memiliki jumlah penduduk besar dan keterbatasan sumber daya kesehatan.
Artikel ini ditulis oleh:
Sandi Setyawan