Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Harvick Hasnul Qolbi saat memberikan sambutan usai menyerahkan benih kelapa secara simbolis kepada petani di Kubu Raya, Kalimantan Barat, Selasa (3/8). (Foto: Arbi Marwan/Aktual)
Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Harvick Hasnul Qolbi saat memberikan sambutan usai menyerahkan benih kelapa secara simbolis kepada petani di Kubu Raya, Kalimantan Barat, Selasa (3/8). (Foto: Arbi Marwan/Aktual)

Jakarta, Aktual.com – Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Harvick Hasnul Qolbi mengungkapkan saat ini sektor pertanian terus didorong untuk menjadi motor penggerak perekonomian nasional. Pasalnya, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), sektor pertanian mampu menyerap tenaga kerja sebanyak hampir 30 persen.

“Sektor pertanian mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 29,59 persen, hampir 30 persen ini. Nah melihat fenomena ini, kita mempunyai strategi untuk mendorong sektor pertanian ini bukan sekedar alternatif baru tapi menjadi motor untuk menggerakkan ekonomi negara kita ke depan,” ujar Harvick di Jakarta, Sabtu (14/8).

Selain itu, Kementerian Pertanian juga mencatat saat ini ada sebanyak 3 juta petani baru. Hal itu disebabkan maraknya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) di masa pandemi, sehingga sektor pertanian menjadi pilihan alternatif bagi masyarakat untuk aktivitas ekonominya.

Wamentan menambahkan, sektor pertanian selama ini kerap dijadikan andalan utama di setiap era pemerintahan. Hal tersebut bisa dilakukan secara masif mengingat banyak peluang yang dapat dikembangkan, terutama produk pertanian RI yang banyak diminati negara-negara lain.

“Ini bisa kita ulangi sekarang, bahkan bisa kita lakukan secara masif mengingat memang seperti yang saya sampaikan sebelumnya banyak sekali faktor, banyak sekali produk pertanian di Indonesia ini yang memang dibutuhkan negara-negara lain di dunia,” ujarnya.

Untuk itu, Wamentan pun berharap agar capaian-capaian positif ini dapat menarik minat anak-anak muda menekuni bisnis pertanian.

Nah, mudah-mudahan ini menjadi pemicu semangat kita, utamanya kaum milenial ini dalam mengembangkan diri mereka dan masuk di bisnis pertanian,” tutur tokoh muda Nahdlatul Ulama (NU) ini.

Artikel ini ditulis oleh:

A. Hilmi