Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Harvick Hasnul Qolbi didampingi Pj Gubernur Sulbar Akmal Malik, Bupati Majene Andi Syukri Tammalele saat memberikan keterangan media usai tanam dan panen raya bawang merah. Foto: AKTUAL/istimewa
Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Harvick Hasnul Qolbi didampingi Pj Gubernur Sulbar Akmal Malik, Bupati Majene Andi Syukri Tammalele saat memberikan keterangan media usai tanam dan panen raya bawang merah. Foto: AKTUAL/istimewa

Majene, Aktual.com – Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Harvick Hasnul Qolbi melakukan tanam dan panen raya bawang merah pada lahan seluas 144 hektar di Desa Pamboborang, Kecamatan Banggae, Majene, Sulawesi Barat, Selasa (31/1/2023).

Dalam kegiatan tersebut, Wamentan tampak didampingi Pj Gubernur Sulbar Akmal Malik, Bupati Majene Andi Syukri Tammalele, Wakil Bupati Majene Arismunandar, Kapolres Majene AKBP Toni Sugardi, dan unsur Forkopimda lainnya.

“Kita hadir di sini mengawal dan membantu petani bawang. Sehingga ke depan bisa meningkatkan produksinya,” kata Harvick.

Wamentan mengungkapkan sudah meminta Pemprov dan kabupaten memetakan daerah pertanian yang berpotensial dikembangkan.

Komoditas pangan di Sulbar akan lebih disupport ke depan.

“Kita sedang berarah ke state dan kedepannya untuk mendukung Ibu Kota Negara (IKN). Tadinya perdagangannya dua kali, diharap ditingkatkan,” ungkapnya.

Bawang merah sejauh ini masih relatif aman produksinya.

“Kita siapkan pasar dan bantuan produksinya,” ujarnya.

Wamentan Harvick saat panen raya bawang merah. Foto: AKTUAL/istimewa
Wamentan Harvick saat panen raya bawang merah. Foto: AKTUAL/istimewa

Sementara itu, Bupati Majene Andi Syukri Tammalele mengatakan kehadiran Wamentan memberikan dampak positif bagi petani di Majene.

Mengingat, ada 182 ribu jiwa penduduk sebagian berprofesi petani.

“Pengembangan bawang merah dan cabai seluas 2500 hektare. Ada 1000 hektare bawang dan cabai 1500 hektare,” bebernya.

Selain itu, Bupati juga mencontohkan salah satu petani bawang yang mampu meraup puluhan juta dalam satu kali panen.

Petani ini memiliki lahan setengah hektare menghasilkan 2,5 ton dengan dijual Rp 50 juta satu kali panen.

“Kalau tiga kali panen 150 juta dalam satu tahun. Jadi ini berpotensi menghasilkan Rp 15 miliar per tahunnya, tapi ini diharap ada bantuan pemerintah pusat,” tandasnya.

Saat ini, ada 89 penyuluh petani tersebar di seluruh wilayah kecamatan. Adapun, yang didampingi 1.206 kelompok petani dibina.

Artikel ini ditulis oleh:

A. Hilmi