Kuala Tungkal, Aktual.com – Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Harvick Hasnul Qolbi menekankan pentingnya hilirisasi produk kelapa dalam di Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Provinsi Jambi. Menurutnya, hilirisasi tersebut dapat memberikan nilai tambah bagi para petani.

Hal ini disampaikan Wamentan Harvick saat meninjau area lahan kelapa dalam di desa Tungkal 1, Kecamatan Tungkal Ilir, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Selasa (22/8/2023).

“Hilirisasi ini penting sekali karena lebih sustainable. Produk hilirisasi bisa langsung sampai ke masyarakat, otomatis akan memberikan nilai tambah bagi petani. Dengan demikian, pemerintah dapat segera tau harga eceran tertinggi (HET) yang pas di mana,” kata Wamentan.

Menanggapi turunnya harga komoditas kelapa dalam di Kabupaten Tanjung Jabung Barat saat ini, Wamentan Harvick mendorong agar off taker dapat berperan aktif untuk menyerap lebih banyak.

“Kita juga sedang memacu agar off taker dapat menyerap lebih banyak lagi produk kelapa dalam di sini,” ungkapnya.

Sementara itu, Bupati Tanjung Jabung Barat, Anwar Sadat mengatakan potensi sektor pertanian di daerahnya terdiri dari tanaman pangan, peternakan, hortikultura, dan perkebunan.

Pada sub sektor perkebunan ada lima komoditi unggulan yang dikembangkan di Kabupaten Tanjung Jabung Barat yaitu kelapa yang lazimĀ  disebut dengan kelapa dalam dengan luas tanam 51.539 ha, pinang seluas 13.645 ha, kopi liberika 2.869 ha, kelapa sawit 75.997 ha dan karet 7.388 ha.

“Kemudian kelapa dalam, pinang dan kopi berjenis liberika merupakan komoditi perkebunan spesifik yang hanya tumbuh baik di wilayah hilir atau dataran rendah dengan topografi tanah rawa dan gambut,” ungkapnya.

Menurut Anwar, sektor pertanian memiliki peran besar di Kabupaten Tanjung Jabung Barat, sebab pertanian merupakan sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja sebanyak 64 persen.

Ia menambahkan peranan sektor pertanian dalam struktur pembentukan produk domestik regional bruto (PDRB) memang menduduki urutan ke dua pada tahun 2022. Namun pada saat puncak pandemi COVID-19 tahun 2020 dan 2021, sektor pertanian terus tumbuh positif, bahkan penyumbang pertama dalam PDRB.

“Ini membuktikan bahwa sektor pertanian menjadi penopang utama perekonomian daerah,” tuturnya.

Artikel ini ditulis oleh:

A. Hilmi