Wakil Menteri Pertanian, Harvick Hasnul Qolbi (tengah) didampingi Direktur Jenderal Perkebunan, Andi Nur Alam Syah (kanan) dan Bupati Malang, M Sanusi (kiri) saat memberikan keterangan media usai melakukan penanaman benih tebu di desa Gaprang, Kanigoro, Kabupaten Blitar, Selasa (21/11/2023). Foto: Istimewa
Wakil Menteri Pertanian, Harvick Hasnul Qolbi (tengah) didampingi Direktur Jenderal Perkebunan, Andi Nur Alam Syah (kanan) dan Bupati Malang, M Sanusi (kiri) saat memberikan keterangan media usai melakukan penanaman benih tebu di desa Gaprang, Kanigoro, Kabupaten Blitar, Selasa (21/11/2023). Foto: Istimewa

Blitar, Aktual.com – Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Harvick Hasnul Qolbi mengatakan pemerintah saat ini memberikan perhatian yang serius dalam mengakselerasi swasembada gula. Menurut Wamentan, Presiden Joko Widodo telah menargetkan pencapaian swasembada gula untuk kebutuhan konsumsi paling lambat pada 2028.

Sementara itu, pencapaian swasembada gula untuk kebutuhan industri ditargetkan tercapai paling lambat 2030, dengan diterbitkannya Peraturan Presiden (Pepres) Nomor 40 Tahun 2023 tentang Percepatan Swasembada Gula Nasional dan Penyediaan Bioetanol sebagai Bahan Bakar Nabati (Biofuel).

“Untuk itu, Kementerian Pertanian telah
menyusun langkah-langkah konkrit, antara lain mendorong peningkatan produksi gula melalui ekstensifikasi, penambahan luas areal tanaman tebu melalui identifikasi lahan baru potensial di sejumlah lokasi, dan intensifikasi melalui bongkar ratoon dan rawat ratoon,” kata Wamentan usai melakukan penanaman benih tebu di Kabupaten Blitar, Jawa Timur, Selasa (21/11/2023).

Wamentan berharap langkah tersebut dapat memberikan kontribusi yang cukup signifikan terhadap peningkatan produktivitas tebu sebesar 93 ton per hektare. Kegiatan ini melalui perbaikan praktik agrikultur, penambahan area lahan baru perkebunan tebu seluas 700.000 hektare, serta peningkatan efisiensi, utilisasi, dan kapasitas pabrik gula untuk mencapai rendemen sebesar 11,2 persen.

Sementara itu, Direktur Jenderal Perkebunan, Andi Nur Alam Syah menyampaikan pihaknya terus mempercepat produksi melalui penyiapan benih tebu berjenjang (kebun benih) dan penataan varietas serta penerapan sistem pembelian tebu (SPT) sesuai rendemen yang dihasilkan serta penerapan pola kemitraan PG dengan petani dalam satu manajemen.

Sebab, menurutnya, ketersediaan benih yang berkualitas, berkesesuaian, berkecukupan dan berkelanjutan memiliki peran penting dalam meningkatkan produktivitas tebu.

“Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Perkebunan selalu berupaya untuk membuat regulasi yang mendukung hubungan yang harmonis antara Pabrik Gula dan Petani Tebu sehingga meningkatkan semangat petani untuk meningkatkan produktivitas dan mutu tebu yang dihasilkan,” ujarnya.

Artikel ini ditulis oleh:

A. Hilmi
Arbie Marwan