Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Harvick Hasnul Qolbi saat (tengah) saat menghadiri kegiatan Tanam Perdana di Karawang, Jawa Barat/foto: Istimewa
Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Harvick Hasnul Qolbi saat (tengah) saat menghadiri kegiatan Tanam Perdana di Karawang, Jawa Barat/foto: Istimewa

Jakarta, Aktual.com – Wakil Menteri Pertanian Republik Indonesia (Wamentan RI), Harvick Hasnul Qolbi mengatakan hingga Juli 2021, sektor pertanian terus menunjukkan kinerja yang positif. Meskipun di masa pandemi, ekspor pertanian mampu tumbuh 33,04 persen (mtm) atau 15,19 secara tahunan (yoy).

Selain itu, sektor pertanian juga mampu menyerap Kredit Usaha Rakyat (KUR) hingga Rp40 triliun pada Juli 2021. Menurutnya, pencapaian prestasi tersebut merupakan hal yang patut disyukuri dan terus ditingkatkan.

“Ini semua merupakan prestasi. Saya sampaikan kepada masyarakat tani kita, bahwa juga jangan cepat berpuas diri. Kita harapkan apa yang sudah menjadi prestasi ini kita syukuri, kita tingkatkan ke depan,” ujarnya di Jakarta, Kamis (22/7).

Wamentan pun berharap agar di tahun 2022 ekspor produk pertanian Indonesia bisa semakin meningkat, terutama untuk tanaman hortikultura. Pasalnya, selama pandemi COVID-19, permintaan terhadap komoditas ini mengalami lonjakan sehingga dinilai berpotensi untuk menembus pasar ekspor.

Untuk itu, ia juga terus mengajak anak-anak muda agar terjun langsung ke lapangan. Sebab, tambahnya, ada banyak peluang yang dapat dikembang dalam sektor pertanian ini.

“Di sini banyak sekali peluang-peluang. Harapan kita semua untuk petani-petani milenial, anak-anak muda, bahkan mungkin yang belum menjadi petani milenial, kita harapkan segera bisa mengakses, bisa mempunyai ketertarikan yang tinggi untuk menjadi petani-petani muda,” tutur tokoh muda Nahdlatul Ulama (NU) ini.

Meski demikian, Wamentan mengaku arus impor produk pertanian dari luar negeri tidak dapat dihilangkan. Mengingat di dalam negeri terdapat juga warga negara asing yang memiliki selera yang berbeda.

Namun, pihaknya memastikan kinerja ekspor dan impor khususnya di sektor pertanian dapat berjalan seimbang.

“Sehingga dinamikanya terjadi dengan cukup baik, persaingan yang sehat tentunya dari sisi perdagangan dan juga produksi pertanian yang terus meningkat,” ungkap Wamentan.

Artikel ini ditulis oleh:

A. Hilmi