“Kami ingin berdiri dan membangun masyarakat di mana bahkan orang-orang cacat dapat memiliki kehidupan yang bahagia,” tegasnya.
Wanita tersebut meminta kompensasi sebesar 11 juta yen, dengan mengatakan bahwa pemerintah seharusnya telah menyiapkan tindakan bantuan untuk orang-orang yang ditargetkan menjalani operasi, karena melanggar hak asasi mereka.
Menteri Kesehatan Katsunobu Kato menolak memberikan komentar, mengatakan kepada wartawan bahwa dia tidak mengetahui rincian kasus tersebut, namun kementeriannya akan menyelidiki.
Orang-orang dengan disabilitas telah lama menderita rasa malu dan stigma di Jepang, meskipun upaya anti-diskriminasi telah meningkat sejak adanya undang-undang yang mengatur, yang mulai berlaku pada 2016.
Meski begitu, pada Juli, Jepang dipaksa untuk menghadapi sikapnya setelah seorang pria melakukan pembantaian besar di fasilitas bagi orang-orang cacat di dekat Tokyo, menewaskan 19 orang saat mereka tidur dan melukai 26 orang. Dia sebelumnya mengancam untuk “melenyapkan” orang-orang cacat.
Hampir tidak ada yang diungkapkan mengenai korban, kecuali jenis kelamin dan usia mereka, terutama atas permintaan keluarga mereka.
Ant