Palu, Aktual.com – Wakil Presiden M Jusuf Kalla, mengatakan pekerjaan penanganan, rehabilitasi dan rekonstruksi usai bencana gempa bumi dan tsunami di wilayah Sulawesi Tengah, akan membutuhkan banyak tenaga kerja.
“Tenaga kerja tersebut, di antaranya sopir mobil guna mengemudikan berbagai kendaraan untuk penanganan bencana, begitu pula untuk pembangunan perumahan, baik rehabilitasi, rekonstruksi maupun relokasi dan pembangunan infratstruktur,” kata Wapres di atas ketinggian 33 ribu kaki di atas Kepulauan Sulawesi, Jumat (12/10).
Menurut Wapres, sulitnya mencari tenaga kerja di wilayah terdampak membuat tenaga kerja didatangkan dari daerah lain.
Pada masa tanggap darurat misalnya, untuk mobil angkutan logistik, dumptruck, untuk pembersihan dan berbagai hal lainnya dibutuhkan sekitar 100 sopir. “Namun karena ketiadaan tenaga kerja, akan didatangkan dari Surabaya,” kata Wapres.
Sementara untuk relokasi, menurut Wapres, kemungkinan sekitar ribuan rumah dibangun kembali, meski tidak semasif akibat tsunami di Aceh yang membuat sekitar 120 ribu rumah.
Hal ini mengingat skala gempa dan tsunami Aceh jauh lebih besar dibandingkan Palu. Gempa di Aceh mencapai 9,3 SR, sementara Palu 7,4 SR. Sementara ombak tsunami di Aceh mencapai ketinggian 20 meter dengan jarak jangkau hingga 10 Km, sementara di Palu sekitar 2-3 meter dengan jarak jangkau air laut ke daratan 1-2 km.
Wapres menyampaikan, skema rekonstruksi dan rehabilitasi pada gempa di Sulawesi Tengah ini akan menggunakan kombinasi antara penanganan tsunami Aceh dan gempa Yogya.
Ada sebagian yang menggunakan kontraktor untuk pembangunannya dan sebagian masyarakat membangun sendiri rumahnya dengan bantuan dana pemerintah.
“Untuk relokasi kontraktor, tapi untuk perbaikan yang tidak kena tsunami itu rakyat,” kata JK.
Wapres memperkirakan untuk pembangunan kembali akibat gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah tersebut dibutuhkan sekitar 600-700 juta Dolar AS.
Ant.
Artikel ini ditulis oleh: