Jakarta, Aktual.com – Wakil Presiden Ma’ruf Amin diketahui akan memanggil Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman hingga Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani untuk membahas permasalahan kelapa sawit.
Hal tersebut diungkapkan setelah Wapres Ma’ruf Amin menerima audiensi Dewan Pimpinan Pusat Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (DPP Apkasindo).
Apkasindo melaporkan berbagai kendala dalam upaya hilirisasi industri sawit, termasuk belum terealisasinya pembangunan pabrik mini minyak kelapa sawit.
Juru Bicara Wapres, Masduki Baidlowi mengatakan Presiden Jokowi dan Wapres Ma’ruf ingin bisa punya pabrik sawit sendiri dan itu sifatnya afirmatif. Namun, hal itu belum terealisasi karena ada hambatan regulasi dari Kementerian Pertanian (Kementan).
“Inginnya presiden dan wapres bagaimana agar petani yang tergabung dalam Apkasindo ini juga bisa mendirikan pabrik-pabrik kecil sehingga mereka bisa mandiri. Dan keuntungannya bisa lima kali lipat kalau misalnya mereka punya pabrik sendiri,” ujar Masduki melalui keterangan resmi, Jumat (8/12).
Oleh karna sebab itu, Ma’ruf akan memanggil Amran dan Sri Mulyani, termasuk Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) yang menghimpun dana- dana sawit guna membahas persoalan tersebut, serta melaporkan hasilnya kepada Jokowi.
“Karena dana-dana sawit itu sekarang sudah cukup besar, lebih dari Rp100 triliun, banyak digunakan oleh (program B35) biodiesel yang pada akhirnya mengalir kepada pengusaha-pengusaha sawit besar, sementara para petani sawit menengah dan kecil ini ingin mendirikan pabrik mini belum bisa,” ungkapnya.
Lebih dalam, Masduki mencontohkan akibat petani sawit belum dapat membangun pabrik mini minyak kelapa sawit sendiri, para petani sawit di Pegunungan Arfak, Papua Barat, merugi sekitar Rp30 miliar per tahun.
“Ini saya kira sangat mengenaskan, tadi ada perwakilan dari Papua Barat yang bilang bahwa kami lapar karena kami tidak bisa menjual dan memproduksi (minyak) sawit melalui pabrik mini,” katanya.
Dalam pertemuan tersebut, selain menyampaikan berbagai kendala dalam program hilirisasi industri sawit, Ketua Umum Apkasindo, Gulat Manurung melaporkan usaha sawit saat ini memiliki prospek yang cukup baik.
Bahkan, program santripreneur berbasis sawit yang digagas Wapres diduplikasi kalangan gereja dengan nama pastorpreneur berbasis sawit.
“Jadi pastor-pastor, suster-suster, mengangkat angkong, membawa bibitan (sawit) di suatu daerah, di Riau agak pelosok, mereka membawa bibitan sudah 100 ribu batang. Dan tujuan mereka sebenarnya bukan berbisnis, tetapi tujuan mereka adalah memberikan bibit ke masyarakat dengan sertifikasi unggul dengan harga diskon,” ucap Gulat.
DPP Apkasindo memberikan plakat penghargaan kepada Ma’ruf atas perhatian dan kiprahnya dalam memajukan usaha dan menyejahterakan petani sawit.
Gulat juga menuturkan saat ini rata-rata petani sawit per hektar lahan memperoleh pendapatan Rp1 juta sampai Rp2 juta per orang.
“Kalau rata-rata petani itu memiliki 4,14 hektar, per petani sudah mendapatkan uang minimum 8 juta rupiah per bulan. Sudah bisalah untuk menyekolahkan anak,” ujarnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Ilyus Alfarizi
Jalil