Wakil Presiden Jusuf Kalla (kiri) berjalan bersama Sekjen ASEAN Le Luong Minh (kanan) untuk menghadiri perayaan HUT ASEAN di Sekretariat ASEAN, Jakarta, Senin (10/8). Asosiasi negara-negara di Asia Tenggara itu merayakan ulang tahunnya yang ke-48. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A./pras/15

Jakarta, Aktual.com — Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan, kesamaan yang dimiliki oleh negara-negara maju di seluruh dunia bukanlah karena kaya sumber daya alam (SDA), tetapi karena ada semangat berinovasi yang menciptakan nilai tambah dalam perekonomian mereka.

“Apa yang menyamakan negara-negara maju adalah semangat untuk berusaha, semangat untuk berinovasi dalam memajukan bangsanya,” kata Wakil Presiden Jusuf Kalla saat memberikan kuliah umum di Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti, Jakarta, Kamis.

Menurut dia, tidak tepat bila disebutkan bahwa negara-negara yang kaya sumber daya alam adalah kunci untuk negara-negara maju, karena banyak negara-negara di Afrika yang kaya sumber daya alam tetapi tidak maju.

Sedangkan ada sejumlah negara yang miskin sumber daya alam, tetapi menjadi negara yang maju, misalnya, negara Jepang.

Jusuf Kalla juga memahami bahwa kinerja perekonomian biasanya diukur yang paling sering adalah berdasarkan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) yang diukur berdasarkan produktivitas dan konsumsi masyarakat.

“Karena itu yang paling pokok di sini adalah produktivitasnya. Timbullah konsep yang kita sebut nilai tambah, yang berasal dari teknologi dan pendidikan atau riset. Nilai tambah membawa pendapatan yang menjadi unsur kemakmuran masyarakat,” tuturnya.

Untuk itu, ujar dia, hal yang terpenting saat ini adalah bagaimana meningkatkan “enterpreunership” atau kewirausahaan dengan menekankan kepada aspek inovasi.

Inovasi, jelas Wapres, dapat diterapkan di berbagai bidang di masyarakat dan tidak hanya sebatas pada bidang teknologi.

“Contohnya Gojek yang menggabungkan transportasi ojek dengan IT (teknologi informasi), itulah inovasi karena mempermudah semua orang, bermanfaat kepada masyarakat,” ujar Wapres.

Selain itu, Jusuf Kalla juga mencontohkan kue kampung atau penganan tradisional yang dikemas dengan baik untuk dapat dijual kembali kepada pelanggan masa kini itu juga inovasi, walaupun sederhana.

Peran seorang wirausahawan, jelasnya, adalah bagaimana bisa mewujudkan sesuatu hal dengan inovatif dan menciptakan nilai tambah menjadi suatu kenyataan.

“Modal adalah hal kedua, ide adalah yang utama untuk menciptakan nilai tambah,” katanya dan menambahkan, kewirausahaan juga akan menambah lapangan pekerjaan di Tanah Air.

JK juga mengingatkan bahwa kewirausahaan tidak ada teorinya tetapi harus langsung diterapkan, seperti seseorang bila membaca buku teori tentang berenang tentu tidak akan bisa karena harus dicoba secara langsung penerapannya.

Sedangkan bila menemui kegagalan, ujar Wapres, maka seorang wirausahawan yang baik adalah tidak berputus asa karena kegagalan adalah sesuatu hal yang baik guna menjadi pelajaran di masa mendatang.

Artikel ini ditulis oleh:

Arbie Marwan