Makasar, Aktual.com — Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla bersama rombongan dijadwalkan nonton bareng film karya anak Makassar berjudul “Dumba-Dumba” di Mal Ratu Indah (MaRI) Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat (04/03) malam.

Design Creative and Communication MaRI, Jessy Rezky, di Makassar, Jumat (04/03), mengatakan seluruh tiket sudah terjual habis untuk ruangan Teatre 5 XXI.

“Menurut informasi terkini dari Ops MaRI, rombongan Wapres JK nonton bareng pukul 18.45 Wita. Untuk persiapan kedatangan rombongan, pihak paspampres sudah mulai melakukan pemeriksaan ketat di setiap pintu mal,” katanya, kepada pewarta berita.

Jika berdasarkan jumlah kursi di taeter itu yakni 250 hingga 300 kursi, maka rombongan yang akan menghadiri acara nonton bareng bersama Wapres JK bisa diperkirakan berjumlah ratusan orang.

“XXI sudah di booked untuk tamu-tamu atau rombongan. Saat ini, kondisi mal sudah dalam pengawasan ketat dan pengunjung harus melalui pemeriksaan ketat,” ujarnya.

Sementara itu, Sutradara Film Dumba-Dumba, Syahrir Arsyad Dini menyatakan film besutannya ini meski bernuansa lokal namun tetap menyasar pasar mancanegara.

Dia mengatakan, film yang diproduksi lokal dan menggunakan pemain lokal di Makassar dan sekitarnya ini, untuk tayangan mancanegera diberi judul “Friendship Forever”.

Khusus di Malaysia dan Singapura akan disulih bahasa menjadi Bahasa Inggris, sedang di Thailand dan Filipina akan menggunakan bahasa setempat.

“Kalau di Filipina, film ini dipesan tanpa audio dan akan didubbing dengan menggunakan Bahasa Tagalog,” kata produser dan kurator Film “Dumba`-Dumba`” alias film Bombe dua.

Menurut dia, film karya generasi muda Bugis-Makassar ini yang mengusung edukasi untuk anak-anak diproduksi sekitar 13 bulan.

Untuk acara penayangan perdana sudah digelar di sejumlah bioskop di kota besar di Indonesia. Khusus di Kota Makassar ditayangkan di tiga lokasi yakni Cinemax, Studio XXI Mal Panakkukang dan Studio 21 di Mal Ratu Indah.

Sedangkan tema cerita, lanjut Rere, mengadopsi kisah kaum di zaman Nabi Saleh, kemajuan kaum yang dituangkan dalam bentuk melek teknologi namun selalu berseturu, akhirnya diberi hukuman dengan turunnya bencana gempa bumi.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara